LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM MICROBIOLOGI
PENGAMATAN JAMUR (FUNGI) DAN PROTOZOA
OLEH
KELOMPOK 2
1.
Kholifah
Wahyu Fitriani (1351810073)
2.
Anry
Arista Pancawati (1351810087)
3.
Karina
Widyastuti (1351810129)
4.
Leady
Ayu Susanti Permadi (1351810153)
5.
Widya
Risky Saraswati (1351810135)
6.
Olyvia
Diah Anggraeni (1351810103)
7.
Febrian
Rizki Puji Hartono (1351810105)
AKADEMI FARMASI SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
mikroorganisme. Mikroorganisme adalah suatu mikroba yang berukuran sangat kecil
sehingga apabila melihatnya memerlukan alat bantu agar dapat melihat
mikroorganisme tersebut karena apabila hanya dilihat dengan mata telanjang maka
tidak akan terlihat sehingga membutuhkan alat bantu untuk melihat mikroba yang
berukuran sangat kecil tersebut. Alat yang biasa digunakan adalah mikroskopik.
Mikroorganisme terdiri dari bakteri, virus, golongan
fungi, dan protozoa. Setelah di kembang biakan pada media SDA (Saboraud
Dextrose Agar) dan jamur berkembang dan tumbuh di media tersebut. Jamur yang
akan di amati adalah jamur Rhizopus sp, Aspergillus Niger, Penicillium, dan
Saccharomyces. Untuk protozoa akan di amati melalui 4 media yaitu air selokan
(got), air PDAM, air sumur, air kolam. Protozoa langsung diamati dengan bantuan
mikroskopik.
Diantara tumbuhan – tumbuhan rendah
( bercahaya ), maka golongan ganggang alga dan golongan jamur merupakan
kelanjutan daripada golongan bakteri. Apakah golongan ganggang itu langsung
menjadi golongana bakteri ataukah jamur yang menjadi kelanjutan langsung dari
bakteri. Hal ini sangat sukar ditentukan. Peninjauan secara morfologi dan
fisiologi menemukan suatu golongan bakteri , yaitu ordo chlamydobacterialos,
yang dapat dipandang sebagai pangkal pertumbuhan golongan ganggang , hal mana
dapat diketahui dari sifat-sifatnya mengenai adanya lapisan lendir yang menyelubungi
tubuh organisme tersebut, akan tetapi pembiakannya dengan menggunakan konidia
itu lebih menggenangkan kepada sifat jamur (Dwidjoseputro, 2005).
Selanjutnya golongan jamur itu
demikian luasnya sehingga penguasaannya dibidang ilmu pengetahuan memerlukan
keahlian tersendiri bidang itu disebut mikologi. Hanya jamur – jamur tingkat
rendah masuk dalam bidang mikrobiologi (Dwidjoseputro, 2005).Yang
melatarbelakangi percobaan ini agar dapat memahami dan mengerti tentang fungi dan
bagian-bagian dari fungi.
1.2 Rumusan Masalah
Seperti apa bentuk ke empat fungi bila di lihat dalam mikroskop ? Seperti
apa bentuk protozoa dalam sampel air selokan, air sumur, air PDAM, dan air
kolam ?
1.3 Tujuan
1.1.1 **** Untuk
mengetahui bentuk ke empat jamur (Penicillium, Saccharomyces sp, Aspergillus
niger, dan Rhizopus sp) dan berbagai macam prozoa seperti paramecium, amoeba,
dan lainnya)
1.1.2 **** Untuk
mengetahui morfologi fungi dan protozoa.
1.1.3 **** Untuk
mengamati fungi dan protozoa yang telah ada di media
1.
1.4 Manfaat
1.4.1 **** Praktikan
dapat mengenal bentuk ke empat (Penicillium, Saccharomyces sp, Aspergillus
niger, dan Rhizopus sp) dan berbagai macam prozoa seperti paramecium, amoeba,
dan lainnya)
1.4.2 **** Praktikan
mengetahui morfologi fungi dan protozoa
1.4.3 **** Praktikan
dapat mengamati fungi dan protozoa yang telah disediakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengenalan Jamur
Fungi adalah mikroorganisme tidak
berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari
kitin atau selulosa, berproduksi seksual atau aseksual. Dalam dunia kehidupan
fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya berbeda
dengan organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorpsi (Gandjar. 1999).
Sebagian besar tubuh fungi terdiri
dari atas benang – benang yang disebut hifa, yang saling berhubungan menjalin
semacam jala yaitu miselium. Miselium dapat dibedakan atas miselium vegetative
yang berfungsi meresap menyerap nutrient dari lingkungan , dan miselium fertile
yang berfungsi dalam reproduksi (Gandjar. 1999).
Fungi tingkat tinggi maupun tingkat
rendah mempunyai cirri khas yaitu berupa benang tunggal atau bercabang – cabang
yang disebut hifa. Fungi dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang dan
khamir. Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium,
sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal da tidak berfilamen. Fungi
merupakan organisme menyerupai tanaman , tetapi mempunyai beberapa perbedaan
yaitu :
· **** Tidak mempunyai kolorofil
· **** Mempunyai dinding sel dengan komposisi
berbeda
· **** Berkembang biak dengan spora
· **** Tidak mempunyai batang , cabang,
akas dan daun
· **** Tidak mempunyai system vesicular
seperti pada tanaman
· Bersifat multiseluler tidak
mempunyai pembagian fungi masing - masing bagian seperti pada tanaman. Fungi ada yang bersifat parasit dan
ada pula yang bersifat saprofit. Parasit apabila dalam memenuhi kebutuhan
makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya, sedangkan
bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak
merugikan benda itu sendiri. Fungi dapat mensintesis protein dengan mengambil
sumber karbon dari karbohidrat (misalnya glukosa, sukrosa, atau maltose),
sumber nitrogen dari bahan organic atau anorganik, dan mineral dari substratnya.
Ada juga beberapa fungi yang dapat mensintesis vitamin-vitamin yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan biakan sendiri, tetapi ada juga yang tidak dapat
mensintesis sendiri sehingga harus mendapatkan dari substrat, misalkan tiamin dan
biotin (Dwidjoseputro, 2005).
Baik jamur yang bersahaja maupun
jamur yang tingkat tinggi tubuhnya mempunyai ciri yang khas, yaitu berupa
benang tunggal bercabang-cabang yang disebut miselium, atau berupa kumpulan
benang-benang yang padat menjadi satu. Hanya golongan ragi (sacharomycetes) itu
tubuhnya berupa sel-sel tunggal ciri kedua adalah jamur tidak mempunyai
klorofil, sehingga hidupnya terpaksa heterotrof. Sifat ini menguatkan pendapat,
bahwa jamur itu merupakan kelanjutan bakteri di dalam evolusi (Waluyo, 2005).
Golongan jamur mencakup lebih
daripada 55.000 spesies, jumlah ini jauh melebihi jumlah spesies bakteri.
Tentang klasifikasinya belum ada ketentuan pendapat yang menyeluruh diantara
para sarjana taksonomi. Bakteri dan jamur merupakan golongan tumbuh-tumbuhan
yang tubuhnya tidak mempunyai diferensiasi, oleh karena itu disebut tumbuhan
talus (thallophyta), lengkapnya thallophyta yang tidak berklorofil. Ganggang
adalah thallophyta yang berklorofil (Waluyo, 2005).
Jamur berbiak secara vegetative dan
generative dengan berbagai macam spora. Macam spora yang terjadi dengan
tiada perkawinan adalah :
a. Spora biasanya yang terjadi karena
protoplasma dalam suatu sel tertentu berkelompok – kelompok kecil, masing –
masing mempunyai membran serta inti sendiri. Sel tempat terjadinya spora ini
disebut sporangium, dan sporanya disebut sporangiospora.
b. Konidiospora yaitu spora yang
terjadi karena ujung suatu hifa berbelah – belah seperti tasbih. Didalam hal
ini tidak ada sporangium, tiap spora disebut konidiospora atau konidia saja,
sedang tangkai pembawa konidia disebut konidiosfor.
c. Pada beberapa spesies, bagian –
bagian miselium dapat membesar serta berdinding tebal, bagian itu merupakan
alat membesar serta berdinding tebal, bagian itu merupakan alat pembiak yang
disebut klamidiospora ( spora yang berkulit tebal )
d. Jika bagian – bagian miselium itu
tidak menjadi lebih besar daripada aslinya, maka bagian – bagian itu disebut
artospora ( serupa batu bata ), oidiospora atau oidia ( serupa telur ) saja (
Waluyo,2005 ).
Kebanyakan spesies jamur dapat
membiak secara vegetative maupun secara generatife. Pembiakan secara generative
atau seksual dilakukan dengan isogamete atau dengan heterogamete ( arisogamet
). Pada beberapa spesies perbedaan morfologi antara jenis sel kelamin itu belum
nampak sehingga semuanya kita sebut isogamete, kadang – kadang kita beri tanda
pengenal
+ dan - , untuk membedakan jenisnya ( Waluyo,2005 ).
Pada beberapa spesies lain tampak
adanya perbedaan mengenai besar kecilnya gamet – gamet, sehingga untuk itu ada
penyebutan
mikrogamet
( sel kelamin jantan ) dan makrogamet ( sel kelamin betina ). Di dalam keadaan
yang serba optimum, maka jamur membiak dengan cepat sekali. Hanya kekeringanlah
merupakan factor pembatas bagi pertumbuhannya ( Waluyo,2005 ).
Fungi dapat ditemukan pada arena
substrat, baik dilingkungan darat , perairan, maupun udara. Tidaklah sulit
menemukan fungi di alam, karena bagian vegetativnya yang umumnya berupa
miselium berwarna putih mudah terlihat pada substrat yang membusuk ( kayu
lapuk, buah – buahan yang terlalu masak, makanan yang membusuk ). Konidianya
atau tubuh buahnya dapat mempunyai aneka warna ( merah , hitam , jingga,
kuning, krem, putih, abu – abu , coklat, kebiru – biruan, dan sebagainya ) pada
daun , batang, kertas, tekstil, kulit
dan
lain – lain. Tubuh buah fungi lebih mencolok karena langsung dapat dilihat
dengan mata kasat, sedangkan miselium vegetative yang menyerap makanan hanya
dapat dilihat dengan menggunakan mikrosokop ( Waluyo,2005 ).
Spora kapang berproduksi secara
aseksual dengan menghasilkan arthokonidia, blastokonidia, klamisdospora,
konidia, sporangiospora, dan secara seksual dengan menghasilkan akospora,
basidiospora dan zigospora.
Rizhoid adalah bentuk hifa
vegetative mirip akar dari tumbuhan yang dapat bercabang – cabang seperti jari
– jari pada tangan, tetapi dapat juga berbentuk sangat sederhana, yaitu hanya
seperti jari tunggal. Perhatikan letak dari rhizoid pada hifa, apakah langsung
berhadapan dengan sporangiosfor atau terdapat pada stolon ( Waluyo,2005 ).
Karakteristik fungi jamur adalah sebagai berikut ;
1. Kandungan air
Pada umumnya jamur benang lebih tahan terhadap kekeringan
dibanding khamir atau bakteri. Namun demikian, batasan ( pendekatan ) kandungan
air totol pada makanan yang baik untuk pertumbuhan jamur dapat diestimasikan,
dan dikatakan bahwa kandungan air dibawah 14 – 15 % pada biji – bijian atau
makanan kering dapat mencegah atau memperlambat pertumbuhan jamur.
2. Suhu
Kebanyakan jamur termasuk dalam kelompok mesofilik, yaitu
dapat tumbuh pada suhu normal. Suhu optimum untuk kebanyakan jamur
sekitar
25O C – 30O C, namun beberapa tumbuh baik pada
suhu 25O C – 37O C atau lebih, misalnya pada
spesies Aspergilis.s.p
3. Kebutuhan oksigen dan derajat
keasaman
Jamur benang biasanya bersifat aerob, yang membutuhkan
oksigen untuk pertumbuhannya. Kebanyakan jamur dapat tumbuh pada interval PH
yang luas ( PH 2.0 – 8.5 ), walaupun pada umumnya jamur lebih suka pada konidia
asam.
4. Kebutuhan makanan ( Nutrisi )
Jamur pada umumnya mampu menggunakan bermacam – macam
makanan dari yang sederhana sampai yang kompleks. Kebanyakan jamur memiliki
bermacam – macam enzim hidrolit, yaitu amylase, pektinose, proteinose, dan
lipase.
Berikut informasi tentang ke empat fungi :
A. Rhizopus sp
Ditemukan di tempe sebagai media/
sampel :
Rhizopus adalah genus fungi saprofit yang umum pada
tanaman dan parasit yang
terspesialisasi pada hewan. Mereka ditemukan di berbagai substrat organik,
termasuk "buah dan sayuran matang” jeli, sirup, kulit, roti, kacang tanah,
dan tembakau. Beberapa spesies Rhizopus adalah agen oportunistik dari zigomikosis manusia (infeksi jamur) dan bisa
berakibat fatal. Infeksi Rhizopus juga bisa menjadi komplikasi ketoasidosis diabetic. Genus yang tersebar luas ini
mencakup setidaknya delapan spesies.
Spesies Rhizopus tumbuh
sebagai hifa berbentuk
filamen dan bercabang yang umumnya tidak memiliki dinding silang (yaitu koenositik). Mereka berkembang biak dengan membentuk
spora aseksual dan seksual. Dalam reproduksi aseksual, sporangiospora diproduksi di
dalam struktur berbentuk bola, yaitu sporangium. Sporangium didukung
oleh kolumela apophysate besar di atas
tangkai yang panjang, sporangiofor. Sporangiofor muncul di antara rizoid khas
yang mirip akar. Dalam reproduksi seksual, zigospora gelap diproduksi pada titik di mana dua
miselium yang kompatibel melebur. Setelah berkecambah, zigospora menghasilkan
koloni yang secara genetis berbeda dari induk-induknya.
·
R. microsporus var. oligosporus digunakan untuk
membuat tempe, makanan fermentasi
yang berasal dari kedelai.
Rhizopus stolonifer (kapang roti hitam)
menyebabkan buah membusuk pada stroberi, tomat, dan ubi
jalar dan digunakan dalam produksi komersial asam fumarat dan kortison.
B.
Saccaromyces
sp.
Ditemukan pada tape sebagai media atau sampel :
Saccharomyces merupakan
genus khamir/ragi/en:yeast yang
memiliki kemampuan mengubah glukosa menjadi alkohol dan
CO2. Saccharomyces merupakan
mikroorganisme bersel satu
tidak berklorofil,
termasuk termasuk kelompok Eumycetes. Tumbuh baik pada suhu
30oCdan pH 4,8. Beberapa
kelebihan saccharomyces dalam proses fermentasi yaitu mikroorganisme ini cepat
berkembang biak, tahan terhadap kadar alkohol yang tinggi, tahan terhadap suhu
yang tinggi, mempunyai sifat stabil dan cepat mengadakan adaptasi.Menurut Dr.
Anton Muhibuddin (2011), beberapa spesies Saccharomyces mampu memproduksi
ethanol hingga 13.01 %. Hasil ini lebih bagus dibanding genus lainnya
seperti Candida dan Trochosporon. Pertumbuhan Saccharomyces dipengaruhi
oleh adanya penambahan nutrisi yaitu unsur C sebagai sumber carbon, unsur N
yang diperoleh dari penambahan urea, ZA, amonium dan pepton, mineral dan
vitamin. Suhu optimum untuk fermentasi antara 28 – 30 oC. Beberapa spesies yang
termasuk dalam genus ini diantaranya yaitu Saccharomyces
cerevisiae, Saccharomyces boullardii, dan Saccharomyces uvarum.
C. Aspergilus
Niger
Media
di sediakan di laboratorium microbiologi dan kemudian di kembangkan pada media
SDA. Tidak hanya Aspergillus niger
tetapi semua akan di kembangkan melalui media SDA.
Aspergilus
niger merupakan fungi dari filum ascomycetes yang berfilamen, mempunyai hifa berseptat, dan dapat ditemukan melimpah di alam. Fungi ini biasanya diisolasi dari tanah, sisa tumbuhan, dan udara di dalam ruangan. Koloninya berwarna putih pada Agar
Dekstrosa Kentang (PDA) 25 °C
dan berubah menjadi hitam ketika konidia dibentuk. Kepala konidia dari A.
niger berwarna hitam, bulat, cenderung memisah menjadi bagian-bagian yang lebih longgar
seiring dengan bertambahnya umur. A. niger dapat tumbuh optimum pada suhu 35-37 °C,
dengan suhu minimum 6-8 °C,
dan suhu maksimum 45-47 °C. Selain
itu, dalam proses pertumbuhannya fungi ini memerlukan oksigen yang
cukup (aerobik). A. niger memiliki warna dasar berwarna
putih atau kuning dengan lapisan konidiospora tebal
berwarna coklat gelap sampai hitam.
Dalam metabolismenya A. niger dapat
menghasilkan asam sitrat sehinga fungi ini banyak digunakan sebagai
model fermentasi karena fungi ini tidak
menghasilkan mikotoksin sehingga tidak
membahayakan. A. niger dapat
tumbuh dengan cepat, oleh karena itu A. niger banyak digunakan secara komersial dalam produksi
asam sitrat, asam glukonat, dan pembuatan berapa enzim seperti amilase, pektinase, amiloglukosidase, dan selulase.
Selain
itu, A. niger juga
menghasilkan gallic acid yang
merupakan senyawa fenolik yang biasa digunakan
dalam industri farmasi dan juga dapat menjadi substrat untuk memproduksi senyawa antioksidan dalam industri makanan. A. niger dalam pertumbuhannya berhubungan langsung
dengan zat makanan yang terdapat dalam substrat, molekul sederhana yang terdapat disekeliling hifa dapat
langsung diserap sedangkan molekul yang lebih kompleks harus dipecah dahulu sebelum diserap ke dalam sel, dengan menghasilkan beberapa enzim ekstra seluler seperti protease, amilase, mananase, dan α-glaktosidase. Bahan organik dari substrat digunakan
oleh Aspergillus niger untuk
aktivitas transport molekul, pemeliharaan struktur sel, dan mobilitas sel.
D. Penicillium
Sampel di sediakan dari laboratorium dan di kembangkan
di media SDA.
Penicillium adalah genus dari fungi ascomycota yang sangat penting dalam
lingkungan alam serta produksi makanan
dan obat.
Beberapa
anggota dari genus menghasilkan penisilin, molekul yang digunakan sebagai antibiotik, yang membunuh atau menghentikan
pertumbuhan beberapa jenis bakteri di
dalam tubuh. Spesies lain digunakan dalam pembuatan keju. Menurut Dictionary of
the Fungi (10th edition, 2008), genus luas ini berisi lebih dari
300 spesies.
2.2 Pengenalan Protozoa
Definisi dari protozoa adalah suatu organisme seluler yang
mempunyai sifat eukariotik, tidak mempunyai bagian dinding sel, heterotrof dan
juga bisa melakukan pergerakan (bisa disebut dengan motil). Protozoa sendiri melakukan
pergerakan dengan memanfaatkan bagian alat yang digunakan untuk bergerak yang
sering dinamakan sebagai pseudopodia (sering disebut dengan kaki semu), ada
juga silia (sering disebut dengan rambut getar), dan flagela (sering disebut
dengan bulu cambuk). Protozoa mempunyai sifat mikroskopis karena ukuran secara
fisik tubuhnya hanya antara 3 sampai 1000 micron. Protozoa bisa ditemukan di
tempat-tempah basah, lembab, dan juga berair secara terus menerus, karena
memang habitatnya di tempat-tempat tersebut. Berikut akan di bahas mengenai
macam-macam protozoa :
1. Rhizopoda
Ciri-ciri
dari rizhopodia adalah sebagai berikut :
·
Habitat
dari rizhopodia adalah tempat perairan yang mempunyai banyak kandungan zat
organik di dalamnya.
·
Proses
reproduksi secara aseksual dengan melakukan cara pembelahan biner.
·
Mempunyai
bagian tubuh yang digunakan sebagai alat gerak yang disebut dengan kaki semu.
·
Mempunyai
bentuk tubuh secara fisik yang seringkali berubah-ubah atau pun tidak tetap
(flexibel).
·
Sebagian
besar dari bagian tubuhnya terbentuk karena adanya ektoplasma dan endoplasma.
·
Protozoa
merupakan hewan yang mempunyai sel satu.
Contoh
dari Rhizopoda adalah sebagai berikut :
·
Amoeba
yang merupakan salah satu kelas protozoa yang hidupnya berada pada lingkungan
bebas. Selain itu juga ditemukan ada sebagian yang hidup pada bagian tubuh
manusia.
·
Radiolaria
merupakan salah satu kelas protozoa yang hidupnya berada di wilayah laut
berdampingan dengan fosil lalu akan melakukan pembentukan tanah radiolaria yang
terbentuk dari silikat.
2. Flagelata
Ciri-ciri
dari flagelata adalah sebagai berikut :
·
Mempunyai
sifat autotrof.
·
Untuk
bertahan hidup flagelata memakan zat organik yang terdiri dari larutan.
·
Pembelahan
diri dilakukan dalam bentuk memanjang.
·
Proses
reproduksinya dengan cara aseksual.
·
Ukuran
secara fisik berkisar antara 35 sampai 60 um.
·
Alat
yang digunakan untuk bergerak ialah flagel.
·
Bagian
tubuh dari flagelata tersusun tanpa adanya rangka.
·
Sel
yang ada, tidak mempunyai bentuk yang tetap, artinya bisa berubah-ubah.
·
Habitatnya
berada di daerah perairan air tawar.
·
Mempunyai
sel satu.
·
Jika
dilihat secara umum mempunyai bagian kloroplas.
Contoh
dari Flagelata adalah sebagai berikut :
·
Trypanosomagambiense
merupakan salah satu protozoa yang bisa mengakibatkan sebuah penyakit tidur
yang dapat terjadi pada manusia.
·
Noctilucamiliaris
merupakan salah satu protozoa yang habitatnya berada pada daerah laut dan
seringkali bisa menyebabkan lautan memancarkan cahaya pada saat malam hari
tiba.
·
Myxotricha
merupakan salah satu protozoa yang hidupnya berada pada bagian usus rayap dan
selanjutnya akan membantu rayap dalam proses pencernaan kayu. Hal ini bisa
terjadi karena adanya enzim selulosa yang terkandung di dalamnya.
3. Sporozoa
Ciri-ciri
dari Sporozoa adalah sebagai berikut :
·
Melakukan
reproduksi dengan cara seksual bisa ditemukan pada nyamuk melalui proses
peleburan terhadap dua gamet.
·
Melakukan
reproduksi dengan cara aseksual ditemukan pada sporozoa melalui proses
pembentukan spora pada bagian tubuh inang (biasa disebut dengan sporogoni) atau
bisa juga melalui proses pembelahan diri pada bagian tubuh inang (biasa disebut
dengan schizogoni).
·
Mempunyai
sifat parasit yang bisa ditemukan pada manusia dan juga hewan.
·
Mempunyai
sel satu.
·
Tidak
mempunyai peralatan untuk bergerak pada anggota tubuhnya.
Contoh
dari Sporozoa adalah sebagai berikut :
·
Plasmodium
vivax adalah salah satu sporozoa yang bisa mengakibatkan penyakit makara
tertiana.
·
Plasmodium
falcifarum adalah salah satu sporozoa yang bisa mengakibatkan penyakit malaria
tropika.
·
Plasmodium
malariae adalah salah satu sporozoa yang bisa mengakibatkan penyakit malaria
kuartana.
·
Plasmodium
ovale adalah salah satu sporozoa yang bisa mengakibatkan malaria oval.
4. Ciliata
Ciri-ciri
dari Ciliata adalah sebagai berikut :
·
Mempunyai
2 bagian inti sel yakni bagian alat reproduksi seksual dan juga alat reproduksi
aseksual.
·
Proses
reproduksi yang dilakukan dengan cara seksual yakni melalui konjugasi.
·
Proses
reproduksi yang dilakukan dengan cara aseksual yakni melalui proses pembelahan
diri.
·
Mempunyai
bagian alat yang digunakan untuk bergerak dalam bentuk rambut getar yang
terdapat di bagian dinding sel.
·
Mempunyai
bagian celah mulut yang sudah dilengkapi dengan bagian anus sel.
·
Habitatnya
bisa ditemukan di area air tawar yang terdapat banyak kandungan zat organik.
·
Mempunyai
sel satu.
·
Mempunyai
bentuk pada bagian tubuh yang tidak berubah-ubah atau tetap.
Contoh
dari Ciliata adalah sebagai berikut :
·
Slentor
adalah salah satu protozoa yang mempunyai bentuk fisik tubuh menyerupai bentuk
terompet dan pada bagian tangkainya menempel pada bagian substrat.
·
Balantidium
coli adalah salah satu protozoa yang hidupnya pada bagian kolon mania dan juga
bisa mengakibatkan penyakit disentri balantidium.
Ciri-Ciri Protozoa Secara Umum
Berikut
ciri-ciri utama yang dimiliki oleh protozoa, penjelasannya sebagai berikut :
·
Bagian
tubuh yang digunakan sebagai alat utama untuk melakukan pergerakan yakni
flagela, silia, pseudopodia.
·
Dalam
keadaan yang kurang menguntungkan biasanya seringkali terjadi pembentukan suatu
kista yang dimaksudkan untuk bisa bertahan hidup.
·
Kehidupan
protozoa sendiri banyak ditemukan sebagai parasit, sebagai saprofit, dan bisa
hidup dengan bebas.
·
Protozoa
termasuk kategori organisme heterotrof karena organisme ini tidak bisa
menghasilkan makanannya sendiri untuk bertahan hidup.
·
Protozoa
mempunyai 2 jenis cara hidup, ada yang hidup dengan cara berkelompok, ada juga
yang hidup sendiri.
·
Protozoa
merupakan organisme eukariotik.
·
Protozoa
mempunyai sel tunggal (sering disebut dengan organisme uniseluler).
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu
pelaksanaan praktikum ini adalah tanggal 24 Oktober 2019 pada pukul 08.00 sampai
dengan 11.20. Tempat pelaksanaan praktikum ini adalah di Laboratorium
Microbiologi Akademi Farmasi Surabaya.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan
yang digunakan adalah media agar SDA yang di dalamnya sudah terdapat jamur yang
sudah berkembang dan siap diamati. Air selokan, air sumur, air PDAM, dan air
kolam untuk media pengamatan protozoa.
Alat
yang dibutuhkan adalah mikroskopik, Object glass, Cover glass, Pipet plastic,
dan beberapa alat bantu lainnya seprti picet dan lain-lain.
3.3 Metode Pelaksanaan
3.3.1
Menyiapkan alat yang dibutuhkan
3.3.2
Menentukan jamur/ fungi dan protozoa yang diamati
3.3.3
Melakukan pengamatan di mikroskopik melalui bantuan object glass dan cover
glass
3.3.4
Menyiapkan preparasi media protozoa dan mengamati protozoa yang telah ditentukan
dengan bantuan mikroskopik,
pipet tetes plastic, objeck glass, dan cover glass.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1
Pengamatan Jamur
Cara
mengamati jamur/ fungi/ kapang :
1) Menyiapkan
media yang telah ditumbuh.i jamur pada media SDA.
2) Jamur/
kapang yang di tumbuh dengan media SDA adalah Rhizopus sp., Penicillium, dan A.
niger. Khusus Rhizopus sp. di ambil dari media tempe kedua jamur sisanya A.
niger dan Penicillium di berikan bibit jamur/ sampel yang tersedia dari
laboratorium microbiologi.
3) Untuk
satu lagi kapang/ jamur yang tidak tumbuh melalui media SDA adalah
Saccharomyces, dimana di ambil dari media tape yang dilarutkan dengan aquadest
hingga terlarut dan tidak ada gumpalan yang nantinya akan dijasikan sampel
penelitian dan mencari jamur yang hidup di tape yaitu Saccaromyces sp. Kemudian
sampel dapat di amati.
4) Untuk
kapang/ jamur/ fungi yang telah tumbuh di media langsung diamati di mikroskop
tanpa ditutup dengan cover jadi jamur yang tumbuh diatas object glass dengan
bantuan media SDA langsung di amati di mikroskop.
5) Untuk
jamur/ kapang yang tidak tumbuh di media yaitu Saccharomyces ambil dengan cara
di pipet airnya jangan sampai terkena tapenya di teteskan pada object glass
kemudian di tutup dengan cover glass dan diamati di mikroskop.
6) Untuk
penamatan digunakan perbesaran 40 kali dan 100 kali.
Berikut
hasil pengamatan jamur/ kapang/ fungi :
No.
|
Nama Kapang/ jamur/ fungi.
|
Gambar berdasarkan literatur
|
Gambar hasil praktikum
|
1.
|
Rhizopus sp.
|
|
Perbesaran
10x10
|
2.
|
A. Niger
|
|
Perbesaran
4x10
|
3.
|
Saccharomyces sp.
|
|
Perbesaran 4x10
|
4.
|
Penicillium sp.
|
|
Tidak di amati dikarenakan
penicillium yang di kembangkan di media SDA tidak tumbuh artinya ketika di
amati di mikroskop tidak ada hasil yang dapat di berikan/ di tampilkan
|
4.2
Pengamatan Protozoa
Cara
mengamati protozoa :
1) Sampel
yang digunakan air selokan, air sumur, air kolam, air PDAM.
2) Setelah
sampel di siapkan kemudian siapkan object glass dan cover glass untuk tempat
pengamatan.
3) Lalu
ke empat sampel di pipet dan diteteskan di object glass lalu di tutup
menggunakan cover glass (menggunakan pipet plastic yang berbeda dan satu sampel
satu object glass dan cover glass).
4) Kemudian
di amati di mikroskop dan apabila ada protozoa yang bergerak dapat di video dan
dapat di foto untuk bukti pengamatan protozoa.
Berikut
hasil pengamatan protozoa :
BAB V
KESIMPULAN
Hasil gambar mikroskopis kapang/
jamur/ fungi dan protozoa di paparkan pada bagian pembahasan. Dari pembahasan
diatas memang tidak secara keseluruhan kami menemukan mikroskopis atau data
pengamatan tetapi pada tinjauan pustaka di sertakan gambar berdasarkan literaur
sehingga dapat dijadikan pegangan untuk mengetahui bagaimana bentuk macam-macam
fungi/ kapang/ jamur dan protozoa. Tidak adanya gambar pengamatan secara
keseluruhan karena pada saat praktikum jamur salah satu jamur yang bernama
Penicillium tidak tumbuh pada media sehingga tidak dapat diamati sedangkan
untuk yang protozoa hanya bisa megamati air selokan denga ditemukannya protozoa
golongan ciliata yang bernama Paramecium untuk sampel yang lain tidak ditemukan
karena pada saat diamati ada kesalahan dalam sampel jadi sampel yang diamati
tidak ada sama sekali protozoa seperti air kolam, air kolam ini terdapat
caporitte yag dapat meminimalisir adanya protozoa jadi pada saat diamati sulit
menemukannya protozoa dalam air kolam karena sampel yag diambil adalah air
kolam renang. Kemudian untuk air sumur dan PDAM juga sangat sulit ditemukannya
adanya protozoa di dalamnya sehingga hanya air selokan yang bisa ditemukan adanya
protozoa di dalam air selokan yaitu protozoa golongan ciliate yaitu paramecium. Jadi pengamatan jamur yang dilakukan
pada saat praktikum yang dapat diamati adalah jamur yang berkembang pada media
SDA yaitu ada 2 jamur Rhizopus sp. dan A. niger sedangkan untuk Saccharomyces
sampel tidak perlu di tumbuhkan dalam media. Untuk Protozoa hanya bisa
melakukan pengamatan pada air selokan yaitu adanya protozoa golongan siliata
yang bernama Paramecium.
BAB
VI
DAFTAR
PUSTAKA
Wahyuni
Trie Ita. (2011). Laporan Mikrobiologi
Pengamatan Jamur Mikroskopis. Di kutip tanggal 31 Oktober 2019 dari Laporan
Mikrobiologi Pengamatan Jamur Mikroskopis. http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-mikrobiologi-pengamatan-jamur.html.
Dosen Biologi. (2018). Pengertian Protozoa – Contoh dan Jenisnya.
Di kutip tanggal 31 Oktober 2019 dari Pengertian Protozoa – Contoh dan Jenisnya.
https://dosenbiologi.com/makhluk-hidup/pengertian-protozoa.
Wikipedia. (2018). Rhizopus. Di kutip tanggal 31 Oktober
2019 dari Rhizopus. https://id.wikipedia.org/wiki/Rhizopus.
Wikipedia. (2019). Saccharomyces. Di
kutip tanggal 31 Oktober 2019 dari Saccharomyces. https://id.wikipedia.org/wiki/Saccharomyces.
Wikipedia. (2019). Aspergillus
Niger. Di kutip tanggal 31 Oktober 2019 dari Aspergillus Niger. https://id.wikipedia.org/wiki/Aspergillus_niger.
Wikipedia. (2-18). Penicillium. Di
kutip tanggal 31 Oktober 2019 dari Penicillium. https://id.wikipedia.org/wiki/Penicillium#targetText=Penicillium%20(%2F%CB%8Cp%C9%9Bn,jenis%20bakteri%20di%20dalam%20tubuh.