Kamis, 31 Oktober 2019

LAPORAN AKHIR MICROBIOLOGI PENGAMATAN JAMUR DAN PROTOZOA




LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM MICROBIOLOGI
PENGAMATAN JAMUR (FUNGI) DAN PROTOZOA


OLEH
KELOMPOK 2

1.      Kholifah Wahyu Fitriani         (1351810073)
2.      Anry Arista Pancawati            (1351810087)
3.      Karina Widyastuti                  (1351810129)
4.      Leady Ayu Susanti Permadi   (1351810153)
5.      Widya Risky Saraswati           (1351810135)
6.      Olyvia Diah Anggraeni           (1351810103)
7.      Febrian Rizki Puji Hartono     (1351810105)


AKADEMI FARMASI SURABAYA



BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme. Mikroorganisme adalah suatu mikroba yang berukuran sangat kecil sehingga apabila melihatnya memerlukan alat bantu agar dapat melihat mikroorganisme tersebut karena apabila hanya dilihat dengan mata telanjang maka tidak akan terlihat sehingga membutuhkan alat bantu untuk melihat mikroba yang berukuran sangat kecil tersebut. Alat yang biasa digunakan adalah mikroskopik.
Mikroorganisme terdiri dari bakteri, virus, golongan fungi, dan protozoa. Setelah di kembang biakan pada media SDA (Saboraud Dextrose Agar) dan jamur berkembang dan tumbuh di media tersebut. Jamur yang akan di amati adalah jamur Rhizopus sp, Aspergillus Niger, Penicillium, dan Saccharomyces. Untuk protozoa akan di amati melalui 4 media yaitu air selokan (got), air PDAM, air sumur, air kolam. Protozoa langsung diamati dengan bantuan mikroskopik.
Diantara tumbuhan – tumbuhan rendah ( bercahaya ), maka golongan ganggang alga dan golongan jamur merupakan kelanjutan daripada golongan bakteri. Apakah golongan ganggang itu langsung menjadi golongana bakteri ataukah jamur yang menjadi kelanjutan langsung dari bakteri. Hal ini sangat sukar ditentukan. Peninjauan secara morfologi dan fisiologi menemukan suatu golongan bakteri , yaitu ordo chlamydobacterialos, yang dapat dipandang sebagai pangkal pertumbuhan golongan ganggang , hal mana dapat diketahui dari sifat-sifatnya mengenai adanya lapisan lendir yang menyelubungi tubuh organisme tersebut, akan tetapi pembiakannya dengan menggunakan konidia itu lebih menggenangkan kepada sifat jamur (Dwidjoseputro, 2005).
Selanjutnya golongan jamur itu demikian luasnya sehingga penguasaannya dibidang ilmu pengetahuan memerlukan keahlian tersendiri bidang itu disebut mikologi. Hanya jamur – jamur tingkat rendah masuk dalam bidang mikrobiologi (Dwidjoseputro, 2005).Yang melatarbelakangi percobaan ini agar dapat memahami dan mengerti tentang fungi dan bagian-bagian dari fungi.

1.2  Rumusan Masalah
Seperti apa bentuk ke empat fungi bila di lihat dalam mikroskop ? Seperti apa bentuk protozoa dalam sampel air selokan, air sumur, air PDAM, dan air kolam ?

1.3  Tujuan
1.1.1  **** Untuk mengetahui bentuk ke empat jamur (Penicillium, Saccharomyces sp, Aspergillus niger, dan Rhizopus sp) dan berbagai macam prozoa seperti paramecium, amoeba, dan lainnya)
1.1.2    **** Untuk mengetahui morfologi fungi dan protozoa.
1.1.3    **** Untuk mengamati fungi dan protozoa yang telah ada di media
1.
1.4  Manfaat
1.4.1  **** Praktikan dapat mengenal bentuk ke empat (Penicillium, Saccharomyces sp, Aspergillus niger, dan Rhizopus sp) dan berbagai macam prozoa seperti paramecium, amoeba, dan lainnya)
1.4.2   **** Praktikan mengetahui morfologi fungi dan protozoa
1.4.3   **** Praktikan dapat mengamati fungi dan protozoa yang telah disediakan


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengenalan Jamur
Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual atau aseksual. Dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorpsi  (Gandjar. 1999).
Sebagian besar tubuh fungi terdiri dari atas benang – benang yang disebut hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium. Miselium dapat dibedakan atas miselium vegetative yang berfungsi meresap menyerap nutrient dari lingkungan , dan miselium fertile yang berfungsi dalam reproduksi (Gandjar. 1999).
Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai cirri khas yaitu berupa benang tunggal atau bercabang – cabang yang disebut hifa. Fungi dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang dan khamir. Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal da tidak berfilamen. Fungi merupakan organisme menyerupai tanaman , tetapi mempunyai beberapa perbedaan yaitu :
·        ****  Tidak mempunyai kolorofil
·         **** Mempunyai dinding sel dengan komposisi berbeda
·         **** Berkembang biak dengan spora
·         **** Tidak mempunyai batang , cabang, akas dan daun
·         **** Tidak mempunyai system vesicular seperti pada tanaman
·         Bersifat multiseluler tidak mempunyai pembagian fungi masing -  masing bagian seperti pada tanaman. Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula yang bersifat saprofit. Parasit apabila dalam memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya, sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Fungi dapat mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat (misalnya glukosa, sukrosa, atau maltose), sumber nitrogen dari bahan organic atau anorganik, dan mineral dari substratnya. Ada juga beberapa fungi yang dapat mensintesis  vitamin-vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan biakan sendiri, tetapi ada juga yang tidak dapat mensintesis sendiri sehingga harus mendapatkan dari substrat, misalkan tiamin dan biotin (Dwidjoseputro, 2005).
Baik jamur yang bersahaja maupun jamur yang tingkat tinggi tubuhnya mempunyai ciri yang khas, yaitu berupa benang tunggal bercabang-cabang yang disebut miselium, atau berupa kumpulan benang-benang yang padat menjadi satu. Hanya golongan ragi (sacharomycetes) itu tubuhnya berupa sel-sel tunggal ciri kedua adalah jamur tidak mempunyai klorofil, sehingga hidupnya terpaksa heterotrof. Sifat ini menguatkan pendapat, bahwa jamur itu merupakan kelanjutan bakteri di dalam evolusi (Waluyo, 2005).
Golongan jamur mencakup lebih daripada 55.000 spesies, jumlah ini jauh melebihi jumlah spesies bakteri. Tentang klasifikasinya belum ada ketentuan pendapat yang menyeluruh diantara para sarjana taksonomi. Bakteri dan jamur merupakan golongan tumbuh-tumbuhan yang tubuhnya tidak mempunyai diferensiasi, oleh karena itu disebut tumbuhan talus (thallophyta), lengkapnya thallophyta yang tidak berklorofil. Ganggang adalah thallophyta yang berklorofil (Waluyo, 2005).
Jamur berbiak secara vegetative dan generative  dengan berbagai macam spora. Macam spora yang terjadi dengan tiada perkawinan adalah :
a.       Spora biasanya yang terjadi karena protoplasma dalam suatu sel tertentu berkelompok – kelompok kecil, masing – masing mempunyai membran serta inti sendiri. Sel tempat terjadinya spora ini disebut sporangium, dan sporanya disebut sporangiospora.
b.      Konidiospora yaitu spora yang terjadi karena ujung suatu hifa berbelah – belah seperti tasbih. Didalam hal ini tidak ada sporangium, tiap spora disebut konidiospora atau konidia saja, sedang tangkai pembawa konidia disebut  konidiosfor.
c.       Pada beberapa spesies, bagian – bagian miselium dapat membesar serta berdinding tebal, bagian itu merupakan alat membesar serta berdinding tebal, bagian itu merupakan alat pembiak yang disebut  klamidiospora ( spora yang berkulit tebal )
d.      Jika bagian – bagian miselium itu tidak menjadi lebih besar daripada aslinya, maka bagian – bagian itu disebut artospora ( serupa batu bata ), oidiospora atau oidia ( serupa telur ) saja ( Waluyo,2005 ).
Kebanyakan spesies jamur dapat membiak secara vegetative maupun secara generatife. Pembiakan secara generative atau seksual dilakukan dengan isogamete atau dengan heterogamete ( arisogamet ). Pada beberapa spesies perbedaan morfologi antara jenis sel kelamin itu belum nampak sehingga semuanya kita sebut isogamete, kadang – kadang kita beri tanda pengenal                        + dan - ,  untuk membedakan jenisnya ( Waluyo,2005 ).
Pada beberapa spesies lain tampak adanya perbedaan mengenai besar kecilnya gamet – gamet, sehingga untuk itu ada penyebutan mikrogamet                                      ( sel kelamin jantan ) dan makrogamet ( sel kelamin betina ). Di dalam keadaan yang serba optimum, maka jamur membiak dengan cepat sekali. Hanya kekeringanlah merupakan factor pembatas bagi pertumbuhannya ( Waluyo,2005 ).
Fungi dapat ditemukan pada arena substrat, baik dilingkungan darat , perairan, maupun udara. Tidaklah sulit menemukan fungi di alam, karena bagian vegetativnya yang umumnya berupa miselium berwarna putih mudah terlihat pada substrat yang membusuk ( kayu lapuk, buah – buahan yang terlalu masak, makanan yang membusuk ). Konidianya atau tubuh buahnya dapat mempunyai aneka warna ( merah , hitam , jingga, kuning, krem, putih, abu – abu , coklat, kebiru – biruan, dan sebagainya ) pada daun , batang, kertas, tekstil, kulit dan               lain – lain. Tubuh buah fungi lebih mencolok karena langsung dapat dilihat dengan mata kasat, sedangkan miselium vegetative yang menyerap makanan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikrosokop ( Waluyo,2005 ).
Spora kapang berproduksi secara aseksual dengan menghasilkan arthokonidia, blastokonidia, klamisdospora, konidia, sporangiospora, dan secara seksual dengan menghasilkan akospora, basidiospora dan zigospora.
Rizhoid adalah bentuk hifa vegetative mirip akar dari tumbuhan yang dapat bercabang – cabang seperti jari – jari pada tangan, tetapi dapat juga berbentuk sangat sederhana, yaitu hanya seperti jari tunggal. Perhatikan letak dari rhizoid pada hifa, apakah langsung berhadapan dengan sporangiosfor atau terdapat pada stolon ( Waluyo,2005 ).

Karakteristik fungi jamur adalah sebagai berikut ;
1.      Kandungan air
Pada umumnya jamur benang lebih tahan terhadap kekeringan dibanding khamir atau bakteri. Namun demikian, batasan ( pendekatan ) kandungan air totol pada makanan yang baik untuk pertumbuhan jamur dapat diestimasikan, dan dikatakan bahwa kandungan air dibawah 14 – 15 % pada biji – bijian atau makanan kering dapat mencegah atau memperlambat pertumbuhan jamur.
2.      Suhu
Kebanyakan jamur termasuk dalam kelompok mesofilik, yaitu dapat tumbuh pada suhu normal. Suhu optimum untuk kebanyakan jamur sekitar                       25O C – 30O C, namun beberapa tumbuh baik pada suhu 25O C – 37O C atau lebih, misalnya pada spesies Aspergilis.s.p
3.      Kebutuhan oksigen dan derajat keasaman
Jamur benang biasanya bersifat aerob, yang membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya. Kebanyakan jamur dapat tumbuh pada interval PH yang luas ( PH 2.0 – 8.5 ), walaupun pada umumnya jamur lebih suka pada konidia asam.
4.      Kebutuhan makanan ( Nutrisi )
Jamur pada umumnya mampu menggunakan bermacam – macam makanan dari yang sederhana sampai yang kompleks. Kebanyakan jamur memiliki bermacam – macam enzim hidrolit, yaitu amylase, pektinose, proteinose, dan lipase.
Berikut informasi tentang ke empat fungi :
A.    Rhizopus sp
Ditemukan di tempe sebagai media/ sampel :
            Rhizopus adalah genus fungi saprofit yang umum pada tanaman dan parasit yang terspesialisasi pada hewan. Mereka ditemukan di berbagai substrat organik, termasuk "buah dan sayuran matang” jeli, sirup, kulit, roti, kacang tanah, dan tembakau. Beberapa spesies Rhizopus adalah agen oportunistik dari zigomikosis manusia (infeksi jamur) dan bisa berakibat fatal. Infeksi Rhizopus juga bisa menjadi komplikasi ketoasidosis diabetic. Genus yang tersebar luas ini mencakup setidaknya delapan spesies.
            Spesies Rhizopus tumbuh sebagai hifa berbentuk filamen dan bercabang yang umumnya tidak memiliki dinding silang (yaitu koenositik). Mereka berkembang biak dengan membentuk spora aseksual dan seksual. Dalam reproduksi aseksual, sporangiospora diproduksi di dalam struktur berbentuk bola, yaitu sporangium. Sporangium didukung oleh kolumela apophysate besar di atas tangkai yang panjang, sporangiofor. Sporangiofor muncul di antara rizoid khas yang mirip akar. Dalam reproduksi seksual, zigospora gelap diproduksi pada titik di mana dua miselium yang kompatibel melebur. Setelah berkecambah, zigospora menghasilkan koloni yang secara genetis berbeda dari induk-induknya.
·         R. microsporus var. oligosporus digunakan untuk membuat tempe, makanan fermentasi yang berasal dari kedelai.
·         R. oryzae digunakan dalam produksi minuman beralkohol di beberapa wilayah Asia dan Afrika.
Rhizopus stolonifer (kapang roti hitam) menyebabkan buah membusuk pada stroberi, tomat, dan ubi jalar dan digunakan dalam produksi komersial asam fumarat dan kortison.

B.    Saccaromyces sp.
Ditemukan pada tape sebagai media atau sampel :

            Saccharomyces merupakan genus khamir/ragi/en:yeast yang memiliki kemampuan mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2. Saccharomyces merupakan mikroorganisme bersel satu tidak berklorofil, termasuk termasuk kelompok Eumycetes. Tumbuh baik pada suhu 30oCdan pH 4,8. Beberapa kelebihan saccharomyces dalam proses fermentasi yaitu mikroorganisme ini cepat berkembang biak, tahan terhadap kadar alkohol yang tinggi, tahan terhadap suhu yang tinggi, mempunyai sifat stabil dan cepat mengadakan adaptasi.Menurut Dr. Anton Muhibuddin (2011), beberapa spesies Saccharomyces mampu memproduksi ethanol hingga 13.01 %. Hasil ini lebih bagus dibanding genus lainnya seperti Candida dan Trochosporon. Pertumbuhan Saccharomyces dipengaruhi oleh adanya penambahan nutrisi yaitu unsur C sebagai sumber carbon, unsur N yang diperoleh dari penambahan urea, ZA, amonium dan pepton, mineral dan vitamin. Suhu optimum untuk fermentasi antara 28 – 30 oC. Beberapa spesies yang termasuk dalam genus ini diantaranya yaitu Saccharomyces cerevisiaeSaccharomyces boullardii, dan Saccharomyces uvarum.

C.  Aspergilus Niger

            Media di sediakan di laboratorium microbiologi dan kemudian di kembangkan pada media SDA. Tidak hanya Aspergillus niger tetapi semua akan di kembangkan melalui media SDA.
            Aspergilus niger merupakan fungi dari filum ascomycetes yang berfilamen, mempunyai hifa berseptat, dan dapat ditemukan melimpah di alam. Fungi ini biasanya diisolasi dari tanah, sisa tumbuhan, dan udara di dalam ruanganKoloninya berwarna putih pada Agar Dekstrosa Kentang (PDA) 25 °C dan berubah menjadi hitam ketika konidia dibentuk. Kepala konidia dari A. niger berwarna hitam, bulat, cenderung memisah menjadi bagian-bagian yang lebih longgar seiring dengan bertambahnya umur. A. niger dapat tumbuh optimum pada suhu 35-37 °C, dengan suhu minimum 6-8 °C, dan suhu maksimum 45-47 °C. Selain itu, dalam proses pertumbuhannya fungi ini memerlukan oksigen yang cukup (aerobik). A. niger memiliki warna dasar berwarna putih atau kuning dengan lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap sampai hitam.
            Dalam metabolismenya A. niger dapat menghasilkan asam sitrat sehinga fungi ini banyak digunakan sebagai model fermentasi karena fungi ini tidak menghasilkan mikotoksin sehingga tidak membahayakan. A. niger dapat tumbuh dengan cepat, oleh karena itu A. niger banyak digunakan secara komersial dalam produksi asam sitrat, asam glukonat, dan pembuatan berapa enzim seperti amilasepektinaseamiloglukosidase, dan selulase.
            Selain itu, A. niger juga menghasilkan gallic acid yang merupakan senyawa fenolik yang biasa digunakan dalam industri farmasi dan juga dapat menjadi substrat untuk memproduksi senyawa antioksidan dalam industri makanan. A. niger dalam pertumbuhannya berhubungan langsung dengan zat makanan yang terdapat dalam substrat, molekul sederhana yang terdapat disekeliling hifa dapat langsung diserap sedangkan molekul yang lebih kompleks harus dipecah dahulu sebelum diserap ke dalam sel, dengan menghasilkan beberapa enzim ekstra seluler seperti proteaseamilasemananase, dan Î±-glaktosidase. Bahan organik dari substrat digunakan oleh Aspergillus niger untuk aktivitas transport molekul, pemeliharaan struktur sel, dan mobilitas sel.


D.  Penicillium
Sampel di sediakan dari laboratorium dan di kembangkan di media SDA.
            Penicillium adalah genus dari fungi ascomycota yang sangat penting dalam lingkungan   alam serta produksi makanan dan obat.
            Beberapa anggota dari genus menghasilkan penisilin, molekul yang digunakan      sebagai antibiotik, yang membunuh atau menghentikan pertumbuhan beberapa jenis    bakteri di dalam tubuh. Spesies lain digunakan dalam pembuatan keju. Menurut Dictionary        of the Fungi (10th edition, 2008), genus luas ini berisi lebih dari 300 spesies.

2.2 Pengenalan Protozoa
Definisi dari protozoa adalah suatu organisme seluler yang mempunyai sifat eukariotik, tidak mempunyai bagian dinding sel, heterotrof dan juga bisa melakukan pergerakan (bisa disebut dengan motil). Protozoa sendiri melakukan pergerakan dengan memanfaatkan bagian alat yang digunakan untuk bergerak yang sering dinamakan sebagai pseudopodia (sering disebut dengan kaki semu), ada juga silia (sering disebut dengan rambut getar), dan flagela (sering disebut dengan bulu cambuk). Protozoa mempunyai sifat mikroskopis karena ukuran secara fisik tubuhnya hanya antara 3 sampai 1000 micron. Protozoa bisa ditemukan di tempat-tempah basah, lembab, dan juga berair secara terus menerus, karena memang habitatnya di tempat-tempat tersebut. Berikut akan di bahas mengenai macam-macam protozoa :
1. Rhizopoda
Ciri-ciri dari rizhopodia adalah sebagai berikut :
·         Habitat dari rizhopodia adalah tempat perairan yang mempunyai banyak kandungan zat organik di dalamnya.
·         Proses reproduksi secara aseksual dengan melakukan cara pembelahan biner.
·         Mempunyai bagian tubuh yang digunakan sebagai alat gerak yang disebut dengan kaki semu.
·         Mempunyai bentuk tubuh secara fisik yang seringkali berubah-ubah atau pun tidak tetap (flexibel).
·         Sebagian besar dari bagian tubuhnya terbentuk karena adanya ektoplasma dan endoplasma.
·         Protozoa merupakan hewan yang mempunyai sel satu.
Contoh dari Rhizopoda adalah sebagai berikut :
·         Amoeba yang merupakan salah satu kelas protozoa yang hidupnya berada pada lingkungan bebas. Selain itu juga ditemukan ada sebagian yang hidup pada bagian tubuh manusia.
·         Radiolaria merupakan salah satu kelas protozoa yang hidupnya berada di wilayah laut berdampingan dengan fosil lalu akan melakukan pembentukan tanah radiolaria yang terbentuk dari silikat.


2. Flagelata
Ciri-ciri dari flagelata adalah sebagai berikut :
·         Mempunyai sifat autotrof.
·         Untuk bertahan hidup flagelata memakan zat organik yang terdiri dari larutan.
·         Pembelahan diri dilakukan dalam bentuk memanjang.
·         Proses reproduksinya dengan cara aseksual.
·         Ukuran secara fisik berkisar antara 35 sampai 60 um.
·         Alat yang digunakan untuk bergerak ialah flagel.
·         Bagian tubuh dari flagelata tersusun tanpa adanya rangka.
·         Sel yang ada, tidak mempunyai bentuk yang tetap, artinya bisa berubah-ubah.
·         Habitatnya berada di daerah perairan air tawar.
·         Mempunyai sel satu.
·         Jika dilihat secara umum mempunyai bagian kloroplas.
Contoh dari Flagelata adalah sebagai berikut :
·         Trypanosomagambiense merupakan salah satu protozoa yang bisa mengakibatkan sebuah penyakit tidur yang dapat terjadi pada manusia.
·         Noctilucamiliaris merupakan salah satu protozoa yang habitatnya berada pada daerah laut dan seringkali bisa menyebabkan lautan memancarkan cahaya pada saat malam hari tiba.
·         Myxotricha merupakan salah satu protozoa yang hidupnya berada pada bagian usus rayap dan selanjutnya akan membantu rayap dalam proses pencernaan kayu. Hal ini bisa terjadi karena adanya enzim selulosa yang terkandung di dalamnya.
3. Sporozoa
Ciri-ciri dari Sporozoa adalah sebagai berikut :
·         Melakukan reproduksi dengan cara seksual bisa ditemukan pada nyamuk melalui proses peleburan terhadap dua gamet.
·         Melakukan reproduksi dengan cara aseksual ditemukan pada sporozoa melalui proses pembentukan spora pada bagian tubuh inang (biasa disebut dengan sporogoni) atau bisa juga melalui proses pembelahan diri pada bagian tubuh inang (biasa disebut dengan schizogoni).
·         Mempunyai sifat parasit yang bisa ditemukan pada manusia dan juga hewan.
·         Mempunyai sel satu.
·         Tidak mempunyai peralatan untuk bergerak pada anggota tubuhnya.
Contoh dari Sporozoa adalah sebagai berikut :
·         Plasmodium vivax adalah salah satu sporozoa yang bisa mengakibatkan penyakit makara tertiana.
·         Plasmodium falcifarum adalah salah satu sporozoa yang bisa mengakibatkan penyakit malaria tropika.
·         Plasmodium malariae adalah salah satu sporozoa yang bisa mengakibatkan penyakit malaria kuartana.
·         Plasmodium ovale adalah salah satu sporozoa yang bisa mengakibatkan malaria oval.

4. Ciliata
Ciri-ciri dari Ciliata adalah sebagai berikut :
·         Mempunyai 2 bagian inti sel yakni bagian alat reproduksi seksual dan juga alat reproduksi aseksual.
·         Proses reproduksi yang dilakukan dengan cara seksual yakni melalui konjugasi.
·         Proses reproduksi yang dilakukan dengan cara aseksual yakni melalui proses pembelahan diri.
·         Mempunyai bagian alat yang digunakan untuk bergerak dalam bentuk rambut getar yang terdapat di bagian dinding sel.
·         Mempunyai bagian celah mulut yang sudah dilengkapi dengan bagian anus sel.
·         Habitatnya bisa ditemukan di area air tawar yang terdapat banyak kandungan zat organik.
·         Mempunyai sel satu.
·         Mempunyai bentuk pada bagian tubuh yang tidak berubah-ubah atau tetap.
Contoh dari Ciliata adalah sebagai berikut :
·         Slentor adalah salah satu protozoa yang mempunyai bentuk fisik tubuh menyerupai bentuk terompet dan pada bagian tangkainya menempel pada bagian substrat.
·         Balantidium coli adalah salah satu protozoa yang hidupnya pada bagian kolon mania dan juga bisa mengakibatkan penyakit disentri balantidium.

Ciri-Ciri Protozoa Secara Umum
Berikut ciri-ciri utama yang dimiliki oleh protozoa, penjelasannya sebagai berikut :
·         Bagian tubuh yang digunakan sebagai alat utama untuk melakukan pergerakan yakni flagela, silia, pseudopodia.
·         Dalam keadaan yang kurang menguntungkan biasanya seringkali terjadi pembentukan suatu kista yang dimaksudkan untuk bisa bertahan hidup.
·         Kehidupan protozoa sendiri banyak ditemukan sebagai parasit, sebagai saprofit, dan bisa hidup dengan bebas.
·         Protozoa termasuk kategori organisme heterotrof karena organisme ini tidak bisa menghasilkan makanannya sendiri untuk bertahan hidup.
·         Protozoa mempunyai 2 jenis cara hidup, ada yang hidup dengan cara berkelompok, ada juga yang hidup sendiri.
·         Protozoa merupakan organisme eukariotik.
·         Protozoa mempunyai sel tunggal (sering disebut dengan organisme uniseluler).


BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
            Waktu pelaksanaan praktikum ini adalah tanggal 24 Oktober 2019 pada pukul 08.00 sampai dengan 11.20. Tempat pelaksanaan praktikum ini adalah di Laboratorium Microbiologi Akademi Farmasi Surabaya.
3.2 Bahan dan Alat
            Bahan yang digunakan adalah media agar SDA yang di dalamnya sudah terdapat jamur yang sudah berkembang dan siap diamati. Air selokan, air sumur, air PDAM, dan air kolam untuk media pengamatan protozoa.
            Alat yang dibutuhkan adalah mikroskopik, Object glass, Cover glass, Pipet plastic, dan beberapa alat bantu lainnya seprti picet dan lain-lain.
3.3 Metode Pelaksanaan
            3.3.1 Menyiapkan alat yang dibutuhkan
            3.3.2 Menentukan jamur/ fungi dan protozoa yang diamati
            3.3.3 Melakukan pengamatan di mikroskopik melalui bantuan object glass dan cover glass
            3.3.4 Menyiapkan preparasi media protozoa dan mengamati protozoa yang telah ditentukan             dengan bantuan mikroskopik, pipet tetes plastic, objeck glass, dan cover glass.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengamatan Jamur
Cara mengamati jamur/ fungi/ kapang :
1)      Menyiapkan media yang telah ditumbuh.i jamur pada media SDA.
2)      Jamur/ kapang yang di tumbuh dengan media SDA adalah Rhizopus sp., Penicillium, dan A. niger. Khusus Rhizopus sp. di ambil dari media tempe kedua jamur sisanya A. niger dan Penicillium di berikan bibit jamur/ sampel yang tersedia dari laboratorium microbiologi.
3)      Untuk satu lagi kapang/ jamur yang tidak tumbuh melalui media SDA adalah Saccharomyces, dimana di ambil dari media tape yang dilarutkan dengan aquadest hingga terlarut dan tidak ada gumpalan yang nantinya akan dijasikan sampel penelitian dan mencari jamur yang hidup di tape yaitu Saccaromyces sp. Kemudian sampel dapat di amati.
4)      Untuk kapang/ jamur/ fungi yang telah tumbuh di media langsung diamati di mikroskop tanpa ditutup dengan cover jadi jamur yang tumbuh diatas object glass dengan bantuan media SDA langsung di amati di mikroskop.
5)      Untuk jamur/ kapang yang tidak tumbuh di media yaitu Saccharomyces ambil dengan cara di pipet airnya jangan sampai terkena tapenya di teteskan pada object glass kemudian di tutup dengan cover glass dan diamati di mikroskop.
6)      Untuk penamatan digunakan perbesaran 40 kali dan 100 kali.

Berikut hasil pengamatan jamur/ kapang/ fungi :
No.
Nama Kapang/ jamur/ fungi.
Gambar berdasarkan literatur
Gambar hasil praktikum
1.
Rhizopus sp.

Perbesaran 10x10



2.
A. Niger

Perbesaran 4x10

3.
Saccharomyces sp.

Perbesaran 4x10


4.
Penicillium sp.

Tidak di amati dikarenakan penicillium yang di kembangkan di media SDA tidak tumbuh artinya ketika di amati di mikroskop tidak ada hasil yang dapat di berikan/ di tampilkan

4.2 Pengamatan Protozoa
Cara mengamati protozoa :
1)      Sampel yang digunakan air selokan, air sumur, air kolam, air PDAM.
2)      Setelah sampel di siapkan kemudian siapkan object glass dan cover glass untuk tempat pengamatan.
3)      Lalu ke empat sampel di pipet dan diteteskan di object glass lalu di tutup menggunakan cover glass (menggunakan pipet plastic yang berbeda dan satu sampel satu object glass dan cover glass).
4)      Kemudian di amati di mikroskop dan apabila ada protozoa yang bergerak dapat di video dan dapat di foto untuk bukti pengamatan protozoa.

 Berikut hasil pengamatan protozoa :


No.
Nama sampel
Nama protozoa
Gambar berdasarkan literatur

Gambar berdasarkan pengamatan
1.
Air Selokan/ got
Ciliata yang contohnya Paramecium

2.
Air Sumur
Tidak ditemukannya protozoa
Seharusnya dalam air sumur, air kolam, air PDAM pasti ada salah satu protozoa yang hidup seperli amoeba atau euglena/ flagellate tetapi pada saat pengamatan tidak di temukannya protozoa dari masing-masing sampel yang menyebabkan adalah dari sampel yang kurang tepat atau karena pada saat mengamati kurang focus dan tidak bisa menemukan salah satu dari protozoa tersebut.
Tidak ada gambar/ hasil dikarenakan tidak menemukan salah satu protozoa pada saat pengamatan.
3.
Air PDAM
Tidak ditemukannya protozoa
Seharusnya dalam air sumur, air kolam, air PDAM pasti ada salah satu protozoa yang hidup seperli amoeba atau euglena/ flagellate tetapi pada saat pengamatan tidak di temukannya protozoa dari masing-masing sampel yang menyebabkan adalah dari sampel yang kurang tepat atau karena pada saat mengamati kurang focus dan tidak bisa menemukan salah satu dari protozoa tersebut.
Tidak ada gambar/ hasil dikarenakan tidak menemukan salah satu protozoa pada saat pengamatan.
4.
Air Kolam
Tidak ditemukannya protozoa
Seharusnya dalam air sumur, air kolam, air PDAM pasti ada salah satu protozoa yang hidup seperli amoeba atau euglena/ flagellate tetapi pada saat pengamatan tidak di temukannya protozoa dari masing-masing sampel yang menyebabkan adalah dari sampel yang kurang tepat atau karena pada saat mengamati kurang focus dan tidak bisa menemukan salah satu dari protozoa tersebut.
Tidak ada gambar/ hasil dikarenakan tidak menemukan salah satu protozoa pada saat pengamatan.





BAB V
KESIMPULAN
            Hasil gambar mikroskopis kapang/ jamur/ fungi dan protozoa di paparkan pada bagian pembahasan. Dari pembahasan diatas memang tidak secara keseluruhan kami menemukan mikroskopis atau data pengamatan tetapi pada tinjauan pustaka di sertakan gambar berdasarkan literaur sehingga dapat dijadikan pegangan untuk mengetahui bagaimana bentuk macam-macam fungi/ kapang/ jamur dan protozoa. Tidak adanya gambar pengamatan secara keseluruhan karena pada saat praktikum jamur salah satu jamur yang bernama Penicillium tidak tumbuh pada media sehingga tidak dapat diamati sedangkan untuk yang protozoa hanya bisa megamati air selokan denga ditemukannya protozoa golongan ciliata yang bernama Paramecium untuk sampel yang lain tidak ditemukan karena pada saat diamati ada kesalahan dalam sampel jadi sampel yang diamati tidak ada sama sekali protozoa seperti air kolam, air kolam ini terdapat caporitte yag dapat meminimalisir adanya protozoa jadi pada saat diamati sulit menemukannya protozoa dalam air kolam karena sampel yag diambil adalah air kolam renang. Kemudian untuk air sumur dan PDAM juga sangat sulit ditemukannya adanya protozoa di dalamnya sehingga hanya air selokan yang bisa ditemukan adanya protozoa di dalam air selokan yaitu protozoa golongan ciliate yaitu paramecium.        Jadi pengamatan jamur yang dilakukan pada saat praktikum yang dapat diamati adalah jamur yang berkembang pada media SDA yaitu ada 2 jamur Rhizopus sp. dan A. niger sedangkan untuk Saccharomyces sampel tidak perlu di tumbuhkan dalam media. Untuk Protozoa hanya bisa melakukan pengamatan pada air selokan yaitu adanya protozoa golongan siliata yang bernama Paramecium.


BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
            Wahyuni Trie Ita. (2011). Laporan Mikrobiologi Pengamatan Jamur Mikroskopis. Di kutip tanggal 31 Oktober 2019 dari Laporan Mikrobiologi Pengamatan Jamur Mikroskopis. http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-mikrobiologi-pengamatan-jamur.html.
            Dosen Biologi. (2018). Pengertian Protozoa – Contoh dan Jenisnya. Di kutip tanggal 31 Oktober 2019 dari Pengertian Protozoa – Contoh dan Jenisnya. https://dosenbiologi.com/makhluk-hidup/pengertian-protozoa.
            Wikipedia. (2018). Rhizopus. Di kutip tanggal 31 Oktober 2019 dari Rhizopus. https://id.wikipedia.org/wiki/Rhizopus.
            Wikipedia. (2019). Saccharomyces. Di kutip tanggal 31 Oktober 2019 dari Saccharomyces. https://id.wikipedia.org/wiki/Saccharomyces.
            Wikipedia. (2019). Aspergillus Niger. Di kutip tanggal 31 Oktober 2019 dari Aspergillus Niger. https://id.wikipedia.org/wiki/Aspergillus_niger.
            Wikipedia. (2-18). Penicillium. Di kutip tanggal 31 Oktober 2019 dari Penicillium. https://id.wikipedia.org/wiki/Penicillium#targetText=Penicillium%20(%2F%CB%8Cp%C9%9Bn,jenis%20bakteri%20di%20dalam%20tubuh.