Jumat, 17 Januari 2020


LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM MICROBIOLOGI
MPN (MOST PROBABLE NUMBER) DENGAN MENGGUNAKAN AIR PDAM

OLEH
KELOMPOK 2

1.      Kholifah Wahyu Fitriani         (1351810073)
2.      Anry Arista Pancawati            (1351810087)
3.      Karina Widyastuti                  (1351810129)
4.      Leady Ayu Susanti Permadi   (1351810153)
5.      Widya Risky Saraswati           (1351810135)
6.      Olyvia Diah Anggraeni           (1351810103)
7.      Febrian Rizki Puji Hartono     (1351810105)



AKADEMI FARMASI SURABAYA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              LATAR BELAKANG
Air merupakan kebutuhan yang paling dibutuhkan di dalam kehidupan manusia. Air yang ada dalam alam bukanlah didapat sebagai air murni, melainkan sebagai air yang mengandung bermacam-macam zat, baik yang terlarut ataupun tersuspensi. Jenis dan jumlah zat tersebut tergantung dari kondisi lingkungan sekitar sumbernya.
Air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit. Air bersih adalah air jernih, tidak berwarna tawar dan tidak berbau. Dapat diperoleh dari air permukaan meliputi air sungai, danau, waduk, rawa, dan genangan air lainnya.
Menurut Soemirat (2004), syarat air minum ialah harus aman diminum artinya bebas mikroba patogen dan zat berbahaya dan diterima dari segi warna, rasa, bau dan kekeruhannya. Syarat bakteriologis air minum menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/SK/IV/2010 adalah air minum tidak boleh mengandung bakteri pathogen.
Makhluk hidup memerlukan air untuk mempertahanan kelangsungan hidupnya, oleh karena itu air disebut sebagai materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup. Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler.
Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran.
Uji kualitatif (Coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji dengan (presumptive test), uji penetapan (confirmed test), dan uji pelengkap (completed test). Metode pengujian yang digunakan adalah metode Most Probable Number (MPN) atau Jumlah Perkiraan Terbatas (JPT).
Analisis kuantitatif mikrobiologi pada air minum penting dilakukan untuk mengetahui mutu air minum tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah jasad renik dalam suatu suspensi, salah satunya adalah pemeriksaan adanya bakteri Coliform pada minuman dengan metode MPN (Most Probable Number).

1.2              RUMUSAN MASALAH
Apakah terdapat cemaran bakteri Coliform dan Escherichia coli pada sampel air PDAM yang akan diuji?

1.3              TUJUAN PERCOBAAN
Agar mahasiswa dapat mengetahui cemaran yang ada pada air PDAM dengan menggunakan metode MPN.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Bakteri Kolifrom
         Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai indikator penetuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya bukan penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah untuk dikultur dan keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan organisme patogen seperti bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak merupakan parasit yang hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung dalam feses. Organisme indikator digunakan karena ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri patogen, orang tersebut akan mengekskresi organisme indikator jutaan kali lebih banyak dari pada organisme patogen. Hal inilah yang menjadi alasan untuk menyimpulkan bila tingkat keberadaan organisme indikator rendah maka organisme patogen akan jauh lebih rendah atau bahkan tidak ada sama sekali. Bakteri Coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena tidak patogen, mudah serta cepat dikenal dalam tes laboratorium serta dapat dikuantifikasikan, tidak berkembang biak saat bakteri patogen tidak berkembang biak, jumlahnya dapat dikorelasikan dengan probabilitas adanya bakteri patogen, serta dapat bertahan lebih lama daripada bakteri patogen dalam lingkungan yang tidak menguntungkan (Colome, 2001).
       Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri Coliform feka  adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan Coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri Coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, Coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan Coliform, artinya, kualitas air semakin baik. (Friedheim, 2001). Eschericia coli, merupakan anggota Coliform yang dapat dibedakan dari bakteri Coliform lain karena kemampuannya memfermentasikan laktosa pada suhu 44°C (pada JPT hal ini dilakukan pada tahap terakhir atau saat uji kelengkapan). Pengidentifikasian dapat dilihat dari pertumbuhan dan reaksi yang memberikan warna berbeda pada media kultur khusus. Saat dikulutur pada media EMB, hasil positif E. coli adalah koloni berwarna hijau metalik. Tidak seperti golongan Coliform pada umumnya, E. coli merupakan bakteri yang berasal dari feses dan kehadirannya efektif mengkonfirmasi adanya kontaminasi fekal pada badan air. Umumnya, pada feses,  E. coli ada sebanyak 11% dariColiform ().

B.     Metode MPN ( Most Probable Number)
         Jumlah mikroorganisme dapat dihitung melalui beberapa cara, namun secara mendasar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perhitungan langsung dan tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat tertentu tanpa memberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yang diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan perlakuan tertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan secara langsung, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viable count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu, perhitungan pada cawan petri (total plate count/TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (Metode MPN) dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri). Metode perhitungan MPN sering digunakan dalam pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di dalam tanah seperti Nitrosomonas danNitrobacter. Kedua jenis bakteri ini memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, sehubungan dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah amonium menjadi nitrat (Suriawiria, 2005).
      Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan Coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah, masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif Coliformdalam sampel (Suriawiria, 2005).
      Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada pengenceran dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung larutan hasil pengenceran tersebut mengandung satu sel jasad renik. Beberapa tabung mungkin mengandung lebih dari satu sel, sedangkan tabung lainnya tidak mengandung sel. Dengan demikian setelah inkubasi diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung yang dinyatakan sebagai tabung positif sedang tabung lainnya negatif. Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan melakukan pengenceran terlebih dahulu. Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan Coliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlahColiform dalam sampel yang diuji. Uji positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah Coliform dalam sampel (Adam, 2001).
       Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium cair dalam wadah berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2 dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus (Cowan, 2004).

C.    Air
      Air merupakan bahan esensial bagi hidupnya organisme, oleh karena itu air selalu penuh dengan benda-benda hidup. Manusia dan makhluk-makhluk lain yang tidak hidup di dalam air senantiasa mencari tempat-tempat tinggal dekat air supaya mudah mengambil air untuk keperluan hidupnya, maka desa atau kota zaman dulu tumbuh di sekitar sumber air, di tepi sungai, atau di tepi danau. Sesudah manusia lebih maju, tempat tinggalnya tidak perlu dekat air dengan sumber jauh yang disalurkan dengan pipa dan didistribusikan. Pentingnya air di dalam tubuh manusia, berkisar antara 50%–70% dari seluruh total berat badan. Tulang manusia mengandung air sebanyak 22% berat tulang, dalam darah dan ginjal sebanyak 83%. Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah air yang ada di dalam organ, 80% dari darah terdiri atas air, dalam tulang mengandung 25%, sedangkan dalam urat syaraf terdapat 75% air, dalam ginjal mengandung 80% air, dalam hati 70% air, dan otot 75% air. Kekurangan air menyebabkan penyakit batu ginjal dan kandung kemih, karena terjadi kristalisasi unsur-unsur yang ada di dalam cairan tubuh. Kehilangan air sebanyak 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian. Kebutuhan minum orang dewasa adalah minimum 1,5–2 liter air sehari (Prescott, 2003).
     Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi dapat juga merupakan suatu substansi yang membawa malapetaka, karena air dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun .Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk menjamin kebersihannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna sangat berbahaya untuk diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan penemuan organisme yang ada dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak pernah terdapat bebas di alam. Ada beberapa organisme yang termasuk kategori ini, yaitu bakteri Coliform (Escherichia coli), Enterococcus faecalis,dan Clostridium. Di Indonesia, bakteri indikator air terkontaminasi adalah Escherichia coli (Fardiaz, 2002).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
         Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya adalah praktikum ini adalah :
Hari/tanggal :kamis 12 - 19  Desember 2019
Waktu : 08:00 – 11:20
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Akademi Farmasi Surabaya
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1  Alat
1.       Pipet ukur
2.      Mikropipet
3.       Rak tabung
4.      Tabung reaksi
5.      Gelas ukur 10 ml
6.      Tabung durham
7.      Bunsen
8.      Alkohol 70%
9.      Korek api
10.  Spiritus
11.  Label
12.  Inkubator
3.2 Bahan
1.        Air isi ulang daerah Demak,Surabaya
2.        Media Natrium Broth (NB)  
3.        Media Laktose Broth (LB)
4.       Media Brilliant Green Lactase Bilebroth (BGLB)
5.       Media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA)
3.3 Pembuatan Media Uji MPN
A.      Membuat Media NB
1.      Timbang NB sebanyak 0,24 gram, masukkan kedalam Erlenmeyer
2.      Lalu dilarutkan dengan aquadest sebanyak 30 ml
3.      Aduk ad homogeny
4.      Sterilkan media dengan autoclave
5.      Dipipet menggunakan pipet ukur 9 mL, masukkan kedalam tabung reaksi
6.      Isi ke 3 tabung dengan 9 mL media NB
7.      Beri label pada masing-masing tabung NB 101,  NB 102,  NB 103
B.      Membuat Media LB
1.      Menyiapkan 9 tabung reaksi yang berisi 1 tabung durham dalam posisi terbalik pada masing-maisng tabung reaksi. Tabung dalam kondisi steril.
2.      Timbang Media LB sebanyak 1,3 gram lalu dimasukan pada  dalam elemenyer
3.      Larutkan dengan aquadest sebanyak 100 ml ad larut, sterilkan media dengan autoclave
4.      Di pipet media dalam elemenyer sebanyak 9 ml pada masing-masing tabung reaksi, lakukan secara aseptis
5.      Beri label pada masing-masing seri tabung LB 101,  LB 102,  LB 103
6.      Masing masing seri terdiri dari 3 tabung
7.      Di inkubasi selama 24 jam

C.            Membuat Media BGLB
1.      Menyiapkan 9 tabung reaksi yang berisi 1 tabung durham dalam posisi terbalik pada masing-maisng tabung reaksi. Tabung dalam kondisi steril.
2.      Ditimbang media BGLB Sebanyak 4 gram, dilarutkan dengan aquadest  sebanyak 100 ml dalam erlenmeyer, aduk ad homogen.
3.      Sterilkan media dengan autoclave
4.      Di pipet media sebanyak 9 ml pada masing-masing tabung reaksi, lakukan secara aseptis
5.      Beri label pada masing-masing seri tabung BGLB 101, BGLB 102,  BGLB 103
6.      Masing masing seri terdiri dari 3 tabung
7.      Di inkubasi selama 24 jam
D.    Membuat Media EMB agar
1.      Menyiapkan 9 cawan petri steril
2.      Ditimbang media EMB sebanyak 4.5 gram dilarutkan dengan aquadest sebanyak 135 ml aduk ad homogeny
3.      Di panaskan  diatas kompor listrik sambil diaduk, sampai  larutan bening atau hamper mendidih. Setelah mendidih tutup erlenmeyer dengan sumbat.
4.      Sterilkan media dengan autoclave suhu 121oC selama 20 menit
5.      Dipipet larutan EMBA sebanyak 15 ml, masukan dalam cawan petri
6.      Dibiarkan memadat dan di inkubasi selama 24 jam
7.      Beri label pada masing-masing seri tabung EMBA 101,  EMBA 102,  EMBA 103
8.      Masing masing seri terdiri dari 3 cawan
3.4 Uji MPN
A.      Larutan Induk
1.      Dipipet sampel air isi ulang sebanyak 1 ml dimasukan pada tabung NB 101
2.      Dipipet 1 ml dari tabung NB 101 ,  dimasukan pada tabung NB 102
3.      Dipipet sebanyak 1 ml dari tabung NB 102 ,  dimasukan pada tabung NB 103
4.      Di inkubasi selama 24 jam

B.      Uji Praduga
1.      Dipipet larutan NB 101  sebanyak 1 ml dimasukan pada masing-masing tabung LB seri 101 (3 tabung @ 1 ml), kocok tabung agar larutan bercampur dengan sampel dan masuk kedalam tabung durham
2.      Dipipet larutan NB 102  sebanyak 1 ml dimasukan pada masing-masing tabung LB seri 102 (3 tabung @ 1 ml), kocok tabung agar larutan bercampur dengan sampel dan masuk kedalam tabung durham
3.      Dipipet larutan dari NB 103  sebanyak 1 ml dimasukan pada masing-masing tabung LB seri 103 (3 tabung @ 1 ml), kocok tabung agar larutan bercampur dengan sampel dan masuk kedalam tabung durham
4.      Di inkubasi selama 24 jam, diamati adanya gelembung pada masing masing seri tabung dalam tabung durham
C.      Uji Penegas
1.      Dipipet larutan LB 101  sebanyak 1 ml dimasukan pada masing-masing tabung BGLB seri 101 (3 tabung @ 1 ml), kocok tabung agar larutan bercampur dengan sampel dan masuk kedalam tabung durham
2.      Dipipet larutan LB 102  sebanyak 1 ml dimasukan pada masing-masing tabung BGLB seri 102 (3 tabung @ 1 ml), kocok tabung agar larutan bercampur dengan sampel dan masuk kedalam tabung durham
3.      Dipipet larutan LB 103  sebanyak 1 ml dimasukan pada masing-masing tabung BGLB seri 103 (3 tabung @ 1 ml), kocok tabung agar larutan bercampur dengan sampel dan masuk kedalam tabung durham
4.      Di inkubasi selama 24 jam, diamati adanya gelembung pada masing masing seri tabung dalam tabung durham
D.      Uji Penegas
1.      Dipipet larutan BGLB 101  sebanyak 0.1 ml dimasukan pada masing-masing cawan media EMBA seri 101 (3 tabung @ 1 ml), kocok tabung agar larutan bercampur dengan sampel dan masuk kedalam tabung durham
2.      Dipipet larutan BGLB 102  sebanyak 0.1 ml dimasukan pada masing-masing cawan media EMBA seri 102 (3 tabung @ 1 ml), kocok tabung agar larutan bercampur dengan sampel dan masuk kedalam tabung durham
3.      Dipipet larutan BGLB 103  sebanyak 0.1 ml dimasukan pada masing-masing cawan media EMBA seri 103 (3 tabung @ 1 ml), kocok tabung agar larutan bercampur dengan sampel dan masuk kedalam tabung durham
4.      Di inkubasi selama 24 jam, diamati adanya gelembung pada masing masing seri tabung dalam tabung durham
E.       Uji Penguat
1.      Diambil larutan dari BGLB 101, kemudian di masukkan kedalam cawan media EMBA seri 101 (3 cawan EMBA)  dengan cara streak sinambung menggunakan kawat ose
2.      Diambil larutan dari BGLB 102, kemudian di masukkan kedalam cawan media EMBA seri 102 (3 cawan EMBA)  dengan cara streak sinambung menggunakan kawat ose
3.      Diambil larutan dari BGLB 103, kemudian di masukkan kedalam cawan media EMBA seri 103 (3 cawan EMBA)  dengan cara streak sinambung menggunakan kawat ose
4.      Di inkubasi selama 24 jam, diamati adanya gelembung pada masing masing seri tabung dalam tabung durham
5.      Di inkubasi selama 24 jam, diamati pertumbuhan koloni dan warna yang terbentuk dari koloni tersebut
3.5 Metode Penelitian :
-          Pengamatan Makroskopik :Mengamati bentuk, warna, margin, dan elevasi
-          Pengamatan Mikroskopik
1.      Mempersiapkan kaca objek
2.      Mempersiapkan apusan
3.      Fiksasi dengan pemanasan
4.      Pewarnaan pada gram bakteri :
a.      Pewarnaan gram negatif dan pewarnaan gram  positif
b.      Siapkan kaca benda lalu teteskan aquadest di atasnya
c.       Buat apusan dari 2 biakan bakteri dengan menggunakan jarum inoculum
d.      Difiksasi diatas api bunsen selama 5 detik
e.      Teteskan larutan kristal violet diatasnya
f.        Kemudian biarkan selama 60 detik
g.      Siram dengan aquadest
h.      Teteskan iodium di atas kaca benda kemudian diamkan selama 60 detik
i.        Teteskan alkohol 70%diatasnya kemudian diamkan selama 60 detik
j.        Teteskan larutan safranin kemudian diamkan selama 60 menit
k.       Teteskan aquadest diatasnya
l.        Serap air yang menggenang diatas kaca benda dengan kertas serap
m.    Amati dibawah perbesaran mikroskop


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
            Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian dengan metode MPN (Most Probable Number) yang diaplikasikan pada air PDAM. Metode MPN ini merupakan uji yang dilakukan untuk mendeteksi bakteri coliform dalam sampel. Beberapa kemungkinan terdapat jenis-jenis bakteri yang dapat tumbuh dan terdeteksi. Beberapa bakteri tersebut merupakan bakteri coliform fekal dan coliform non fekal. Bakteri coliform non fekal adalah enterobacter aerogenes.
            Pertama-tama dengan pembuatan media NB kemudian dilanjutkan pemindahan sampel air PDAM ke dalam media NB sebanyak 1 ml, dengan melakukan pengenceran 10-1, 10-2, 10-3. Lalu sampel yang sudah di pindahkan dalam media NB diinkubasi selama 24 jam bertujuan untuk mengetahui pertumbuhannya. Yang kedua dilakukan pembuatan media LB. kemudian sampel yang berada pada air PDAM dipindahkan sebanyak 1 ml ke tabung reaksi yang berisi media LB sebanyak 9 tabung. Sebelum dipindahkan , digolongkan menjadi 3 seri yang beri 3 tabung reaksi. Setelah dipindahkan ke media LB diinkubasi kembali selama 24 jam untuk mengetahui pertumbuhan bakteri. Tahapan ini disebut uji praduga.
Pengujian selanjutnya dilakukan uji penegas. Pengujian ini diawali dengan pengamatan terhadap ciri positif yang terbentuk dalam tabung reaksi yang berisi media LB dan sampel. Beberapa ciri positif yang terbentuk yaitu:
1.      TERBENTUKNYA GELEMBUNG GAS 70%
2.      TERJADI KEKERUHAN ATAU PERUBAHAN WARNA PADA MEDIA
3.      TERBENTUKNYA ENDAPAN
Jika terdapat salah satu ciri yang tampak dan muncul dari ketiga ciri tersebut maka dapat dikatakan tabung reaksi tersebut menunjukkan ciri positif dan dapat dilakukan pengujian selanjutnya. Tabung reaksi yang menunjukkan positif diambil sebanyak 1 ml dan dipindahkan ke media BGLB. Namun pemindahan ke media BGLB harus sesuai seri. Inkubasikan selama 24 jam. Pada pengujian hari selanjutnya disebut pelengkap. Tahapan yang dilakukan yaitu dengan menggoreskan tabung reaksi media BGLB yang positif kepada media EMBA 9 petri sesuai dengan seri.Metode yang digunakan yaitu  streak plate dengan cara sinambung.
Kemudian pada tahap akhir pengujian dilakukan pewarnaan bakteri.
Hasil pengamatan
No
Lampiran foto
Keterangan
1.
Pengamatan pada tabung reaksi media BGLB
   




  
Tabung 1- 3
  1. Terbentuk endapan
  2. Terjadi perubahan warna
3.      Terbentuk gelembung gas  > 70%
2.
Pengamatan makroskopik pada media EMBA

Bentuk : Circular
Ukuran : Sedang
Elevasi : Confex
Margin : Entire
Warna : Pink
3.
Pengamatan makroskopik pada media EMBA

Bentuk : Circular
Ukuran : Small
Elevasi : Confex
Margin : Entire
Warna : Hijau metalik
4.
Pengamatan Mikroskopik




Bentuk : basil / batang
Warna : pink
Jenis : Bakteri gram negative

Bentuk : basil / batang
Warna : ungu
Jenis : Bakteri gram positif



Dari hasil pengamatan ini dapat disesuaikan dan di lihat nilai yang diperoleh pada Table MPN. Seluruh tabung reaksi seri 1 sampai 3 baik yang berisi media LB maupun BGLB seluruhnya menunjukkan ciri positif. Nilai MPN yang diperoleh dan sesuai dengan hasil pemgamatan makroskopik 3:3:3 adalah  > 1100.
Bakteri yang terdeteksi pada sampel air PDAM termasuk dalam bakteri coliform fekal yang diduga mengandung e.coli (vertebrata) dan bakteri coliform non fekal yang diduga mengandung bangkai. Hal ini dapat dilihat dari ciri-ciri yang terlihat pada hasil penelitian mikroskopik. Bakteri coliform non fekal memiliki ciri-ciri berwarna merah muda sampai keunguan sedangkan bakteri coliform fekal memiliki ciri-ciri berwarna hijau metalik. 


BAB V
KESIMPULAN
Hasil pengamatan sampel PDAM yaitu terdapat warna hijau metalik, pink dan ungu. Warna hijau metalik terdapat pada semua pengenceran mulai dari 10’A sampai dengan 103C yang artinya sampel PDAM diduga mengandung vertebrata yaitu e.coli yang dilihat dari pengamatan secara mikroskopis berwarna ungu dan berbentuk basil sedangkan hasil dari pewarnaan yang berwarna pink atau ungu terdapat pada 101C  yang diduga terdapat bangkai hewan dan hasil dari mikroskopik yaitu berwarna pink berbentuk basil. Jadi kesimpulannya yaitu air PDAM diduga mengandung vertebrata dan bangkai hewan.


DAFTAR PUSTAKA
Adam, 2001. “MPN”. Blogspot : Jakarta
Cowan, 2004. “Manual For The Identification Of Medical Fungi”. Cambridge University
Press : London
Friedheim, 2001. “Uji Bakteriologis Air Sumur di Kecamatan Semampir Surabaya”.
Fakultasi Sains dan Teknologi Universitas Airlagga : Surabaya
Fardiaz, 2002. “Analisis Mikrobiologi Pangan”. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
: IPB
Prescott, 2003. “Microbiology”. Mc Graw Hill : New York
Soemirat, 2004. “Kesehtan Lingungan”. Yogjakarta : Gadjah Mada University
Colome, 2001. “Laboratory Exercises in Microbiology”. West Publising Company : New York
Suriawiria, 2005. “Mikrobiologi Dasar”. Papas Sinar Sinanti : Jakarta