LAPORAN
AKHIR PRAKTIKUM MICROBIOLOGI
MPN
(MOST PROBABLE NUMBER) DENGAN MENGGUNAKAN AIR PDAM
OLEH
KELOMPOK
2
1. Kholifah
Wahyu
Fitriani (1351810073)
2. Anry
Arista Pancawati (1351810087)
3. Karina
Widyastuti (1351810129)
4. Leady
Ayu Susanti Permadi (1351810153)
5. Widya
Risky
Saraswati (1351810135)
6. Olyvia
Diah
Anggraeni (1351810103)
7. Febrian
Rizki Puji Hartono (1351810105)
AKADEMI FARMASI SURABAYA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Air merupakan
kebutuhan yang paling dibutuhkan di dalam kehidupan manusia. Air yang ada dalam
alam bukanlah didapat sebagai air murni, melainkan sebagai air yang mengandung
bermacam-macam zat, baik yang terlarut ataupun tersuspensi. Jenis dan jumlah
zat tersebut tergantung dari kondisi lingkungan sekitar sumbernya.
Air juga merupakan
suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat karena air
merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit. Air bersih
adalah air jernih, tidak berwarna tawar dan tidak berbau. Dapat diperoleh dari
air permukaan meliputi air sungai, danau, waduk, rawa, dan genangan air
lainnya.
Menurut Soemirat (2004), syarat air minum ialah
harus aman diminum artinya bebas mikroba patogen dan zat berbahaya dan diterima
dari segi warna, rasa, bau dan kekeruhannya. Syarat bakteriologis air minum
menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/Menkes/SK/IV/2010 adalah air minum tidak boleh mengandung bakteri pathogen.
Makhluk hidup
memerlukan air untuk mempertahanan kelangsungan hidupnya, oleh karena itu air
disebut sebagai materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup. Secara umum
fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa organik,
menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat
seluler.
Pemeriksaan air
secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi
yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi
pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat
dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran.
Uji kualitatif (Coliform secara lengkap terdiri dari
tiga tahap yaitu uji dengan (presumptive
test), uji penetapan (confirmed test),
dan uji pelengkap (completed test).
Metode pengujian yang digunakan adalah metode Most Probable Number (MPN) atau Jumlah Perkiraan Terbatas (JPT).
Analisis
kuantitatif mikrobiologi pada air minum penting dilakukan untuk mengetahui mutu
air minum tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung
atau mengukur jumlah jasad renik dalam suatu suspensi, salah satunya adalah
pemeriksaan adanya bakteri Coliform pada minuman dengan metode MPN (Most Probable Number).
1.2
RUMUSAN MASALAH
Apakah terdapat cemaran bakteri Coliform
dan Escherichia coli pada sampel
air PDAM yang akan diuji?
1.3
TUJUAN PERCOBAAN
Agar mahasiswa dapat mengetahui cemaran yang ada pada air
PDAM dengan menggunakan metode MPN.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Bakteri Kolifrom
Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum
digunakan sebagai indikator penetuan kualitas sanitasi makanan dan air.
Coliform sendiri sebenarnya bukan penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air,
namun bakteri jenis ini mudah untuk dikultur dan keberadaannya dapat digunakan
sebagai indikator keberadaan organisme patogen seperti bakteri lain, virus atau
protozoa yang banyak merupakan parasit yang hidup dalam sistem pencernaan
manusia serta terkandung dalam feses. Organisme indikator digunakan karena
ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri patogen, orang tersebut akan
mengekskresi organisme indikator jutaan kali lebih banyak dari pada organisme
patogen. Hal inilah yang menjadi alasan untuk menyimpulkan bila tingkat
keberadaan organisme indikator rendah maka organisme patogen akan jauh lebih
rendah atau bahkan tidak ada sama sekali. Bakteri Coliform dijadikan sebagai
bakteri indikator karena tidak patogen, mudah serta cepat dikenal dalam tes
laboratorium serta dapat dikuantifikasikan, tidak berkembang biak saat bakteri
patogen tidak berkembang biak, jumlahnya dapat dikorelasikan dengan
probabilitas adanya bakteri patogen, serta dapat bertahan lebih lama daripada
bakteri patogen dalam lingkungan yang tidak menguntungkan (Colome, 2001).
Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan
bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri Coliform feka
adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan
Coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti
berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi
Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri
patogenik lain. Contoh bakteri Coliform adalah, Esherichia coli dan
Entereobacter aerogenes. Jadi, Coliform adalah indikator kualitas air. Makin
sedikit kandungan Coliform, artinya, kualitas air semakin baik. (Friedheim,
2001). Eschericia coli, merupakan anggota Coliform yang dapat dibedakan dari
bakteri Coliform lain karena kemampuannya memfermentasikan laktosa pada suhu
44°C (pada JPT hal ini dilakukan pada tahap terakhir atau saat uji
kelengkapan). Pengidentifikasian dapat dilihat dari pertumbuhan dan reaksi yang
memberikan warna berbeda pada media kultur khusus. Saat dikulutur pada media EMB,
hasil positif E. coli adalah koloni berwarna hijau metalik. Tidak seperti
golongan Coliform pada umumnya, E. coli merupakan bakteri yang berasal dari
feses dan kehadirannya efektif mengkonfirmasi adanya kontaminasi fekal pada
badan air. Umumnya, pada feses, E. coli ada sebanyak 11% dariColiform ().
B. Metode MPN ( Most Probable Number)
Jumlah mikroorganisme dapat dihitung melalui
beberapa cara, namun secara mendasar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
perhitungan langsung dan tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat
mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat
tertentu tanpa memberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme
yang diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan
perlakuan tertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan secara langsung,
dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah dengan membuat preparat
dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan
penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak
langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang
masih hidup saja (viable count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu,
perhitungan pada cawan petri (total plate count/TPC), perhitungan melalui
pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (Metode MPN) dan
kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri). Metode perhitungan MPN sering
digunakan dalam pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di dalam
tanah seperti Nitrosomonas danNitrobacter. Kedua jenis bakteri ini memegang
peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, sehubungan
dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah amonium menjadi
nitrat (Suriawiria, 2005).
Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak
langsung. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive
test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test).
Dalam uji tahap pertama, keberadaan Coliform masih dalam tingkat probabilitas
rendah, masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif Coliformdalam
sampel (Suriawiria, 2005).
Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi
daripada pengenceran dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung larutan
hasil pengenceran tersebut mengandung satu sel jasad renik. Beberapa tabung
mungkin mengandung lebih dari satu sel, sedangkan tabung lainnya tidak
mengandung sel. Dengan demikian setelah inkubasi diharapkan terjadi pertumbuhan
pada beberapa tabung yang dinyatakan sebagai tabung positif sedang tabung
lainnya negatif. Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroba
di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh
berbentuk padat dengan melakukan pengenceran terlebih dahulu. Metode MPN
merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan Coliform sehingga
diperoleh nilai untuk menduga jumlahColiform dalam sampel yang diuji. Uji
positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel MPN
untuk menentukan jumlah Coliform dalam sampel (Adam, 2001).
Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium
cair dalam wadah berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan
jumlah tabung yang positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya
baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar
tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri
pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2 dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan
tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya
maka digunakan rumus (Cowan, 2004).
C. Air
Air merupakan bahan esensial bagi hidupnya organisme, oleh karena
itu air selalu penuh dengan benda-benda hidup. Manusia dan makhluk-makhluk lain
yang tidak hidup di dalam air senantiasa mencari tempat-tempat tinggal dekat
air supaya mudah mengambil air untuk keperluan hidupnya, maka desa atau kota
zaman dulu tumbuh di sekitar sumber air, di tepi sungai, atau di tepi danau.
Sesudah manusia lebih maju, tempat tinggalnya tidak perlu dekat air dengan
sumber jauh yang disalurkan dengan pipa dan didistribusikan. Pentingnya air di
dalam tubuh manusia, berkisar antara 50%–70% dari seluruh total berat badan.
Tulang manusia mengandung air sebanyak 22% berat tulang, dalam darah dan ginjal
sebanyak 83%. Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah air yang
ada di dalam organ, 80% dari darah terdiri atas air, dalam tulang mengandung
25%, sedangkan dalam urat syaraf terdapat 75% air, dalam ginjal mengandung 80%
air, dalam hati 70% air, dan otot 75% air. Kekurangan air menyebabkan penyakit
batu ginjal dan kandung kemih, karena terjadi kristalisasi unsur-unsur yang ada
di dalam cairan tubuh. Kehilangan air sebanyak 15% dari berat badan dapat
mengakibatkan kematian. Kebutuhan minum orang dewasa adalah minimum 1,5–2 liter
air sehari (Prescott, 2003).
Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan
tetapi dapat juga merupakan suatu substansi yang membawa malapetaka, karena air
dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun
.Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk menjamin
kebersihannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna
sangat berbahaya untuk diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan penemuan
organisme yang ada dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak pernah
terdapat bebas di alam. Ada beberapa organisme yang termasuk kategori ini,
yaitu bakteri Coliform (Escherichia coli), Enterococcus faecalis,dan
Clostridium. Di Indonesia, bakteri indikator air terkontaminasi adalah
Escherichia coli (Fardiaz, 2002).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu
dan Tempat
Adapun waktu dan tempat
dilaksanakannya adalah praktikum ini adalah :
Hari/tanggal
:kamis 12 - 19 Desember 2019
Waktu :
08:00 – 11:20
Tempat :
Laboratorium Mikrobiologi Akademi Farmasi Surabaya
3.2 Alat
dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Pipet ukur
2. Mikropipet
3. Rak tabung
4. Tabung reaksi
5. Gelas ukur 10 ml
6. Tabung durham
7. Bunsen
8. Alkohol 70%
9. Korek api
10. Spiritus
11. Label
12. Inkubator
3.2 Bahan
1. Air isi ulang daerah Demak,Surabaya
2. Media Natrium Broth (NB)
3. Media Laktose Broth (LB)
4. Media Brilliant Green Lactase Bilebroth
(BGLB)
5. Media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA)
3.3 Pembuatan Media Uji MPN
A. Membuat Media NB
1. Timbang
NB sebanyak 0,24 gram, masukkan kedalam Erlenmeyer
2. Lalu
dilarutkan dengan aquadest sebanyak 30 ml
3. Aduk ad
homogeny
4. Sterilkan
media dengan autoclave
5. Dipipet
menggunakan pipet ukur 9 mL, masukkan kedalam tabung reaksi
6. Isi ke 3
tabung dengan 9 mL media NB
7. Beri
label pada masing-masing tabung NB 101,
NB 102, NB 103
B. Membuat Media LB
1. Menyiapkan
9 tabung reaksi yang berisi 1 tabung durham dalam posisi terbalik pada
masing-maisng tabung reaksi. Tabung dalam kondisi steril.
2. Timbang
Media LB sebanyak 1,3 gram lalu dimasukan pada
dalam elemenyer
3. Larutkan
dengan aquadest sebanyak 100 ml ad larut, sterilkan media dengan autoclave
4. Di pipet
media dalam elemenyer sebanyak 9 ml pada masing-masing tabung reaksi, lakukan
secara aseptis
5. Beri
label pada masing-masing seri tabung LB 101,
LB 102, LB 103
6. Masing
masing seri terdiri dari 3 tabung
7. Di inkubasi
selama 24 jam
C.
Membuat Media BGLB
1. Menyiapkan
9 tabung reaksi yang berisi 1 tabung durham dalam posisi terbalik pada
masing-maisng tabung reaksi. Tabung dalam kondisi steril.
2. Ditimbang
media BGLB Sebanyak 4 gram, dilarutkan dengan aquadest sebanyak 100 ml dalam erlenmeyer, aduk ad
homogen.
3. Sterilkan
media dengan autoclave
4. Di pipet
media sebanyak 9 ml pada masing-masing tabung reaksi, lakukan secara aseptis
5. Beri
label pada masing-masing seri tabung BGLB 101, BGLB 102, BGLB 103
6. Masing
masing seri terdiri dari 3 tabung
7. Di
inkubasi selama 24 jam
D. Membuat Media EMB agar
1. Menyiapkan
9 cawan petri steril
2. Ditimbang
media EMB sebanyak 4.5 gram dilarutkan dengan aquadest sebanyak 135 ml aduk ad
homogeny
3. Di
panaskan diatas kompor listrik sambil
diaduk, sampai larutan bening atau
hamper mendidih. Setelah mendidih tutup erlenmeyer dengan sumbat.
4. Sterilkan
media dengan autoclave suhu 121oC selama 20 menit
5. Dipipet
larutan EMBA sebanyak 15 ml, masukan dalam cawan petri
6. Dibiarkan
memadat dan di inkubasi selama 24 jam
7. Beri
label pada masing-masing seri tabung EMBA 101,
EMBA 102, EMBA 103
8. Masing
masing seri terdiri dari 3 cawan
3.4 Uji
MPN
A. Larutan Induk
1. Dipipet
sampel air isi ulang sebanyak 1 ml dimasukan pada tabung NB 101
2. Dipipet
1 ml dari tabung NB 101 , dimasukan pada
tabung NB 102
3. Dipipet
sebanyak 1 ml dari tabung NB 102 ,
dimasukan pada tabung NB 103
4. Di
inkubasi selama 24 jam
B. Uji Praduga
1. Dipipet
larutan NB 101 sebanyak 1 ml dimasukan
pada masing-masing tabung LB seri 101 (3 tabung @ 1 ml), kocok tabung agar
larutan bercampur dengan sampel dan masuk kedalam tabung durham
2. Dipipet
larutan NB 102 sebanyak 1 ml dimasukan
pada masing-masing tabung LB seri 102 (3 tabung @ 1 ml), kocok tabung agar
larutan bercampur dengan sampel dan masuk kedalam tabung durham
3. Dipipet
larutan dari NB 103 sebanyak 1 ml
dimasukan pada masing-masing tabung LB seri 103 (3 tabung @ 1 ml), kocok tabung
agar larutan bercampur dengan sampel dan masuk kedalam tabung durham
4. Di
inkubasi selama 24 jam, diamati adanya gelembung pada masing masing seri tabung
dalam tabung durham
C. Uji Penegas
1. Dipipet
larutan LB 101 sebanyak 1 ml dimasukan
pada masing-masing tabung BGLB seri 101 (3 tabung @ 1 ml), kocok tabung agar
larutan bercampur dengan sampel dan masuk kedalam tabung durham
2. Dipipet
larutan LB 102 sebanyak 1 ml dimasukan
pada masing-masing tabung BGLB seri 102 (3 tabung @ 1 ml), kocok tabung agar
larutan bercampur dengan sampel dan masuk kedalam tabung durham
3. Dipipet
larutan LB 103 sebanyak 1 ml dimasukan
pada masing-masing tabung BGLB seri 103 (3 tabung @ 1 ml), kocok tabung agar
larutan bercampur dengan sampel dan masuk kedalam tabung durham
4. Di
inkubasi selama 24 jam, diamati adanya gelembung pada masing masing seri tabung
dalam tabung durham
D. Uji Penegas
1. Dipipet
larutan BGLB 101 sebanyak 0.1 ml
dimasukan pada masing-masing cawan media EMBA seri 101 (3 tabung @ 1 ml), kocok
tabung agar larutan bercampur dengan sampel dan masuk kedalam tabung durham
2. Dipipet
larutan BGLB 102 sebanyak 0.1 ml
dimasukan pada masing-masing cawan media EMBA seri 102 (3 tabung @ 1 ml), kocok
tabung agar larutan bercampur dengan sampel dan masuk kedalam tabung durham
3. Dipipet
larutan BGLB 103 sebanyak 0.1 ml
dimasukan pada masing-masing cawan media EMBA seri 103 (3 tabung @ 1 ml), kocok
tabung agar larutan bercampur dengan sampel dan masuk kedalam tabung durham
4. Di
inkubasi selama 24 jam, diamati adanya gelembung pada masing masing seri tabung
dalam tabung durham
E. Uji Penguat
1. Diambil
larutan dari BGLB 101, kemudian di masukkan kedalam cawan media EMBA seri 101
(3 cawan EMBA) dengan cara streak
sinambung menggunakan kawat ose
2. Diambil
larutan dari BGLB 102, kemudian di masukkan kedalam cawan media EMBA seri 102
(3 cawan EMBA) dengan cara streak
sinambung menggunakan kawat ose
3. Diambil
larutan dari BGLB 103, kemudian di masukkan kedalam cawan media EMBA seri 103
(3 cawan EMBA) dengan cara streak
sinambung menggunakan kawat ose
4. Di
inkubasi selama 24 jam, diamati adanya gelembung pada masing masing seri tabung
dalam tabung durham
5. Di
inkubasi selama 24 jam, diamati pertumbuhan koloni dan warna yang terbentuk
dari koloni tersebut
3.5 Metode
Penelitian :
- Pengamatan Makroskopik :Mengamati
bentuk, warna, margin, dan elevasi
- Pengamatan Mikroskopik
1. Mempersiapkan kaca objek
2. Mempersiapkan apusan
3. Fiksasi dengan pemanasan
4. Pewarnaan pada gram bakteri :
a. Pewarnaan gram negatif dan pewarnaan
gram positif
b. Siapkan kaca benda lalu teteskan aquadest
di atasnya
c. Buat apusan dari 2 biakan bakteri dengan
menggunakan jarum inoculum
d. Difiksasi diatas api bunsen selama 5
detik
e. Teteskan larutan kristal violet diatasnya
f. Kemudian biarkan selama 60 detik
g. Siram dengan aquadest
h. Teteskan iodium di atas kaca benda
kemudian diamkan selama 60 detik
i. Teteskan alkohol 70%diatasnya kemudian
diamkan selama 60 detik
j. Teteskan larutan safranin kemudian
diamkan selama 60 menit
k. Teteskan aquadest diatasnya
l. Serap air yang menggenang diatas kaca
benda dengan kertas serap
m. Amati dibawah perbesaran mikroskop
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan
pengujian dengan metode MPN (Most Probable Number) yang diaplikasikan pada air
PDAM. Metode MPN ini merupakan uji yang dilakukan untuk mendeteksi bakteri
coliform dalam sampel. Beberapa kemungkinan terdapat jenis-jenis bakteri yang
dapat tumbuh dan terdeteksi. Beberapa bakteri tersebut merupakan bakteri
coliform fekal dan coliform non fekal. Bakteri coliform non fekal adalah
enterobacter aerogenes.
Pertama-tama dengan pembuatan media
NB kemudian dilanjutkan pemindahan sampel air PDAM ke dalam media NB sebanyak 1
ml, dengan melakukan pengenceran 10-1, 10-2, 10-3.
Lalu sampel yang sudah di pindahkan dalam media NB diinkubasi selama 24 jam
bertujuan untuk mengetahui pertumbuhannya. Yang kedua dilakukan pembuatan media
LB. kemudian sampel yang berada pada air PDAM dipindahkan sebanyak 1 ml ke
tabung reaksi yang berisi media LB sebanyak 9 tabung. Sebelum dipindahkan ,
digolongkan menjadi 3 seri yang beri 3 tabung reaksi. Setelah dipindahkan ke
media LB diinkubasi kembali selama 24 jam untuk mengetahui pertumbuhan bakteri.
Tahapan ini disebut uji praduga.
Pengujian
selanjutnya dilakukan uji penegas. Pengujian ini diawali dengan pengamatan
terhadap ciri positif yang terbentuk dalam tabung reaksi yang berisi media LB
dan sampel. Beberapa ciri positif yang terbentuk yaitu:
1. TERBENTUKNYA
GELEMBUNG GAS 70%
2. TERJADI
KEKERUHAN ATAU PERUBAHAN WARNA PADA MEDIA
3. TERBENTUKNYA
ENDAPAN
Jika
terdapat salah satu ciri yang tampak dan muncul dari ketiga ciri tersebut maka
dapat dikatakan tabung reaksi tersebut menunjukkan ciri positif dan dapat
dilakukan pengujian selanjutnya. Tabung reaksi yang menunjukkan positif diambil
sebanyak 1 ml dan dipindahkan ke media BGLB. Namun pemindahan ke media BGLB
harus sesuai seri. Inkubasikan selama 24 jam. Pada pengujian hari selanjutnya
disebut pelengkap. Tahapan yang dilakukan yaitu dengan menggoreskan tabung
reaksi media BGLB yang positif kepada media EMBA 9 petri sesuai dengan
seri.Metode yang digunakan yaitu streak
plate dengan cara sinambung.
Kemudian
pada tahap akhir pengujian dilakukan pewarnaan bakteri.
Hasil pengamatan
No
|
Lampiran
foto
|
Keterangan
|
1.
|
Pengamatan
pada tabung reaksi media BGLB
|
Tabung
1- 3
3. Terbentuk
gelembung gas > 70%
|
2.
|
Pengamatan
makroskopik pada media EMBA
|
Bentuk
: Circular
Ukuran
: Sedang
Elevasi
: Confex
Margin
: Entire
Warna
: Pink
|
3.
|
Pengamatan
makroskopik pada media EMBA
|
Bentuk
: Circular
Ukuran
: Small
Elevasi
: Confex
Margin
: Entire
Warna
: Hijau metalik
|
4.
|
Pengamatan
Mikroskopik
|
Bentuk
: basil / batang
Warna
: pink
Jenis
: Bakteri gram negative
Bentuk
: basil / batang
Warna
: ungu
Jenis
: Bakteri gram positif
|
Dari
hasil pengamatan ini dapat disesuaikan dan di lihat nilai yang diperoleh pada
Table MPN. Seluruh tabung reaksi seri 1 sampai 3 baik yang berisi media LB
maupun BGLB seluruhnya menunjukkan ciri positif. Nilai MPN yang diperoleh dan
sesuai dengan hasil pemgamatan makroskopik 3:3:3 adalah > 1100.
Bakteri
yang terdeteksi pada sampel air PDAM termasuk dalam bakteri coliform fekal yang diduga mengandung
e.coli (vertebrata) dan bakteri coliform non fekal yang diduga mengandung
bangkai. Hal ini dapat dilihat dari ciri-ciri yang terlihat pada hasil
penelitian mikroskopik. Bakteri coliform
non fekal memiliki ciri-ciri berwarna merah muda sampai keunguan sedangkan
bakteri coliform fekal memiliki
ciri-ciri berwarna hijau metalik.
BAB V
KESIMPULAN
Hasil
pengamatan sampel PDAM yaitu terdapat warna hijau metalik, pink dan ungu. Warna
hijau metalik terdapat pada semua pengenceran mulai dari 10’A sampai dengan 103C
yang artinya sampel PDAM diduga mengandung vertebrata yaitu e.coli yang dilihat
dari pengamatan secara mikroskopis berwarna ungu dan berbentuk basil sedangkan
hasil dari pewarnaan yang berwarna pink atau ungu terdapat pada 101C yang diduga terdapat bangkai hewan dan hasil
dari mikroskopik yaitu berwarna pink berbentuk basil. Jadi kesimpulannya yaitu
air PDAM diduga mengandung vertebrata dan bangkai hewan.
DAFTAR
PUSTAKA
Adam,
2001. “MPN”. Blogspot : Jakarta
Cowan,
2004. “Manual For The Identification Of Medical Fungi”. Cambridge University
Press : London
Friedheim,
2001. “Uji Bakteriologis Air Sumur di Kecamatan Semampir Surabaya”.
Fakultasi Sains dan Teknologi
Universitas Airlagga : Surabaya
Fardiaz,
2002. “Analisis Mikrobiologi Pangan”. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
: IPB
Prescott,
2003. “Microbiology”. Mc Graw Hill : New York
Soemirat,
2004. “Kesehtan Lingungan”. Yogjakarta : Gadjah Mada University
Colome,
2001. “Laboratory Exercises in Microbiology”. West Publising Company : New York
Suriawiria,
2005. “Mikrobiologi Dasar”. Papas Sinar Sinanti : Jakarta